Baca Juga: Perumda Bidadari Sukses jadi EO HUT Mabar ke-20 Berkolaborasi dengan Dinas terkait
Sampai di Sini Saja
Kebersamaan David dan Lala tiba pada suatu waktu. Ketika sepasang kekasih ini memilih untuk berpisah.
"Sepertinya kisah kita sampai disini dulu," David mengutarakan apa yang menjadi pergulatan batinnya.
Raut wajahnya tampak plong, seakan baru saja menjatuhkan beban berat dari atas pundaknya.
Namun bagi Lala, kata-kata David itu bagai disambar petir. Lala terdiam, termangu. Dengan langkah ragu, ia mendekati David.
"Maaf aku datang lagi. Bolehkah aku duduk disampingmu?" kata Lara dengan terbata-bata.
"Yah… silahkan duduk,"jawab David singkat dan itu sangat menyakitkan Lala.
Baca Juga: Kuda Istimewa dari NTT, Populasinya Terus Bertahan
Keduanya diam. Tetapi David tampak gelisah dan ingin segera menyudahi perjumpaan itu.
"Apakah ada lagi yang ingin dibacarakan? Waktu tak cukup untuk kita perbincangkan. Masih banyak yang harus kuselesaikan," ucap Dava, sapaan sayang Lala pada David.
Lala memberanikan diri dan memegang tangan Dava. "Aku minta maaf. Dava, aku sangat ragu dengan janjimu, apa kamu yakin kau mencintaiku?," Lala berkata lembut dan mengabaikan apa yang baru dikatakan Dava.
Baca Juga: Bacaan Kitab Suci dan Renungan Katolik Minggu 26 Februari 2023
"Aku selalu memikirkan hubungan kita di setiap nafasku berdetak. Mungkin dengan rasa yang terlalu dalam, hingga kita bisa menjaga hati kita sampai detik ini," lanjut Lala.
Artikel Terkait
Cemas Yang Nyata, Puisi Ista Meo
PUISI UNTUK PUISI
Sudahkah Kau Mencintaiku, Sebuah Puisi
Mencintai Dalam Diam, Puisi Fareliana Hardianti
Putus Asa, Sebuah Puisi
Hati Yang Rapuh, Puisi Fareliana Hardianti
Kisah Kasih, Sebuah Puisi
Bayang, Puisi Karangan Charlesy Setiawan Jemaon