Ibuku Penopang Hidupku, Cerpen Fareliana Hardianti

"Nailah, kok belum tidur nak? Ini sudah malam, tidak baik kalau  anak perempuan begadang," demikian mama dari balik pintu.

Baca Juga: Istimewa Acara Penyambutan 210 Wisatawan Tiongkok saat Tiba di Bali

Meski tak ada jawaban dariku, mama rupanya tahu aku belum tidur. Sehingga mama berulangkali mengetok pintu kamarku.

Dengan memperlihatkan wajah yang agak bersedih,  aku mendekati pintu kamar dan mempersilahkan mama masuk.

Setelah aku kembali duduk di tempat tidur, mamaku menepuk punggung dan membelai rambut. Mama berusaha membuat aku nyaman untuk bisa bercerita kepadanya.

Baca Juga: Bacaan Kitab Suci dan Renungan Katolik Selasa 24 Januari 2023

"Nak, sebenarnya ada apa denganmu? Tolong kasih tahu mama, kau tak seperti biasanya," mama membuka dialog.

Aku tetap diam, dan batinku terus memikirkan kebingungan yang kualami saat ini. Aku tak bisa menjelaskan kepada mama.

"Ma...bukannya aku sengaja tidak mau tidur. Aku tidak bisa tidur, dari tadi aku coba tidur tapi tidak bisa!," jawabku.

Baca Juga: Bacaan Kitab Suci dan Renungan Katolik Senin 23 Januari 2023

Meski aku tak menjelaskan kepadanya, mama tahu ketakutan, kecemasan, kegelisahan yang aku rasakan.

Aku cemburu, mengapa teman-temanku selalu ceria dan bahagia? Aku merasa tak mampu menghadapi dunia ini, aku terus saja takut.

Melihat wajahku yang muram, mama melempar senyum kepadaku, dan mulai bercerita tentang masa kecilnya yang dipenuhi derita.

Baca Juga: Chelus Pahun dan Vera Bahali Dimandat jadi Ketua dan Sekretaris Perhimpunan Wartawan Manggarai Barat

"Mama kuat sampai saat ini karena telah melewati berbagai pengalaman derita, dan Nailah adalah kebanggaan mama," cerita mama Nailah.