Ibuku Penopang Hidupku, Cerpen Fareliana Hardianti

photo author
- Selasa, 24 Januari 2023 | 16:21 WIB
Fareliana Hardianti
Fareliana Hardianti

Aku lalu mengambil tangan mama, mengecupnya untuk pamit ke sekolah, setelah aku pakai seragam, tas dan sepatu.

Aku senang dan bangga karena kali ini aku menjadi orang pertama yang tiba di sekolah. Dalam keheningan, aku memandangi lingkungan sekolah yang asri.

Aku baru sadar ternyata lingkungan sekolahku sangat indah dan cantik. Selama ini aku terlalu berpikir tentang diriku sampai lupa menikmati segala keindahan yang ada di lingkungan sekitarku.

Baca Juga: Bacaan Kitab Suci dan Renungan Katolik Sabtu 21 Januari 2023

Apalagi ketika memandangi satu per satu teman-temanku memasuki pintu gerbang sekolah dengan penuh semangat. Ada tawa dan canda, menambah semarak lingkungan sekolah.

Di sela menikmati pemandangan dan suasana yang riuh, seketika kesepian menguasai hatiku. Tapi kali ini aku dapat menghadapinya dengan senyum.

Aku bahkan melihat serpihan ketakutan, kecemasan, kegelisahan itu sebagai harta yang paling berharga. Dan aku tidak ingin itu hilang begitu saja.

Baca Juga: Bacaan Kitab Suci dan Renungan Katolik Jumat 20 Januari 2023

Kuambil buku catatan harianku, dan mengabadikan semua ceritaku di atas kertas putih. Agar semua cerita itu kelak menjadi kenangan berharga.

Hari itu menjadi sangat berharga dalam hidupku. Menjalani hari dengan penuh antusias. Apalagi ketika pulang ke rumah, aku dijemput senyuman mama yang setia menunggu di depan rumah.

Aku mencium tangan mama, dan bergegas ke kamar mengganti seragam sekolah. Lalu menatap foto keluarga, di mana ada foto opa dan Oma menggendong aku saat masih kecil.

Baca Juga: Pembelian Pakaian Bekas sedang Tren, Menjadi Wisata Belanja yang Diminati Terutama Kalangan Muda

Dulu aku tak pernah sendiri dan bersedih. Kini memasuki usia dewasa, semua keceriaan itu kerap hilang. Aku dilanda rasa takut.

Aku bergegas ke kamar makan, sebab mama terus memanggil. Di sana aku dicecar mama dengan pertanyaan tentang cita-citaku.

"Nailah cita-citanya jadi apa yah," tanya mama padaku.

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Puisi Ista Meo, Aku Diam

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Feliks Janggu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ibuku Penopang Hidupku, Cerpen Fareliana Hardianti

Selasa, 24 Januari 2023 | 16:21 WIB

Bayang, Puisi Karangan Charlesy Setiawan Jemaon

Sabtu, 7 Januari 2023 | 21:12 WIB

Gadis Desa yang Salah Langkah

Selasa, 3 Januari 2023 | 09:34 WIB

Hati Yang Rapuh, Puisi Fareliana Hardianti

Rabu, 14 Desember 2022 | 10:13 WIB

Putus Asa, Sebuah Puisi

Kamis, 8 Desember 2022 | 11:09 WIB

Mencintai Dalam Diam, Puisi Fareliana Hardianti

Minggu, 13 November 2022 | 15:00 WIB

Aku dan Kamu

Sabtu, 17 September 2022 | 19:49 WIB

Apakah Aku Gadismu?

Sabtu, 20 Agustus 2022 | 17:53 WIB

Bahagia Nasib di Kumbang

Rabu, 17 Agustus 2022 | 00:39 WIB

Humor, Misteri Sepatu Acara Nikah Sang Ibu Muda

Sabtu, 13 Agustus 2022 | 13:24 WIB

Humor, Lonceng Sekolah

Sabtu, 13 Agustus 2022 | 11:00 WIB

Humor, Anak Muda

Sabtu, 13 Agustus 2022 | 09:12 WIB

Humor, Penjudi Takut Mobil

Sabtu, 6 Agustus 2022 | 09:19 WIB

Terpopuler

X