"Kau adalah wanita mahkota ayah. Ayah tak mau kau ke kota untuk kuliah. Kau tahu sendirikan, bagaimana keadaan di kota sekarang?," lanjutnya.
Baca Juga: 95 Orang Buronan Kasus Korupsi Ditangkap
"Banyak kawan-kawanmu yang dihanyut nafsu oleh orang-orang kota,"ayahnya menjelaskan.
“Ayah, kota yang itu hanya ada dalam pikiran ayah. Yakin dan percaya anak ayah ini gadis baik. Tidak seperti yang ayah pikirkan,"Mawar mempertahankan keputusannya.
Perbincangan pagi itupun diakhiri dengan waktu untuk berladang.
Baca Juga: Dua Pemuda di Labuan Bajo NTT Cekoki Perempuan dengan Miras Lalu Perkosa sampai Pingsan
Saat senja berangsur dan pelan-pelan kelam, Mawar membahas lagi mengenai keinginan dalam hatinya.
Tetapi kali ini ayah Mawar terpaksa mengiyakan saja keinginan gadisnya. Ayah tahu bakal apa yang akan terjadi.
Ibu Mawar pun tak pernah mengizinkan gadisnya untuk pergi apalagi tinggal di kota.
Baca Juga: Polres Mabar Bekuk Dua Pemuda Terduga Pemerkosa ABG di Labuan Bajo NTT
Suasana di kota memang tidak lari jauh dari pikiran ayah. Kau salah menghirup udara saja, maka kau akan kena wabah.
Sebelum matahari memisahkan embun dan daun, ayah mengantar gadisnya ke salah satu pangkalan di dekat desa.
Selepas itu ayah kembali ke rumah dengan pikiran yang tidak-tidak. Namun ayah yakin dan percaya apa yang dikatakan putrinya di hari-hari kemarin.
Baca Juga: Desa Terindah di Dunia ada di Indonesia Disejajarkan dengan Niagara on The Lake di Kanada
Kehidupan Mawar di kota awalnya aman-aman saja. Ia sering mengabari ayahnya melalui layar pintar yang kau sebut handphone itu.