KLIKLABUANBAJO.ID | Kawasan Parapuar Labuan Bajo dibagi menjadi empat zona yang masing-masing menawarkan sensasi berbeda. Mulai dari zona budaya hingga zona alam liar (wild life district).
Kawasan pariwisata Parapuar Labuan Bajo menjadi bagian dari Destinasi Pariwisata Superprioritas (DPSP) Labuan Bajo.
Parapuar merupakan kawasan hutan yang dikelola oleh Kemenparekraf melalui Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).
Baca Juga: Kereta Gantung akan Disediakan di Parapuar Labuan Bajo dalam Zona Pertualangan
Dilansir dari Indonesia.go.id, areal ini merupakan satu dari delapan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang akan diresmikan Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat. Nilai proyek kawasan itu cukup besar, mencapai Rp2,8 triliun.
Rencana peresmian itu juga telah terkonfirmasi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. “Presiden Jokowi direncanakan untuk meresmikan delapan PSN yang pembangunannya telah siap,” ujarnya, dalam acara Infrastructure Forum and Edutainment Expo di Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Kedelapan PSN itu mencakup proyek jalan tol, kawasan pariwisata, kawasan industri, dan industri katalis. Tol Sigli-Banda Aceh Seksi 5 dan 6, Tol Simpang Indralaya-Muara Enim Seksi 1, Tol Serpong-Cinere Seksi 2, Tol Cinere-Jagorawi Seksi 3, Industri Katalis Merah Putih, Cikampek, Jawa Barat, dan Tol Pasuruan-Probolinggo Seksi 4A. Lalu ada juga Kawasan Industri Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara, dan DPSP Labuan Bajo, NTT.
Baca Juga: Nilai Proyek di Parapuar Labuan Bajo Rp2,8 Triliun, Merupakan Salah Satu dari 8 PSN
Dalam satu kesempatan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno ketika mengunjungi Parapuar menjelaskan, kawasan tersebut mengusung konsep pariwisata berkelanjutan. "Harapannya, kawasan ini menjadi tambahan akomodasi dan atraksi bagi wisatawan," kata Sandiaga.
Dalam bahasa Manggarai, NTT, parapuar mengandung arti ‘pintu gerbang yang mengarah ke hutan’. Atau berasal dari kata para yang berarti ‘pintu’ dan puar ‘hutan’.
Dari viewpoint Parapuar, wisatawan bisa menyaksikan panorama indah alam Labuan Bajo. Tampak gugusan pulau dan kapal wisata di perairan dari kejauhan. Demikian pula bentangan hutan yang seolah mengapit Kota Labuan Bajo.
Baca Juga: Memperkenalkan Potensi Desa Melalui Konten Kreator, 28 Pemuda Ikut Pelatihan di Kantor Camat Komodo
Dari sini juga terlihat di kejauhan landasan pacu pesawat di Bandara Komodo yang berada di arah utara Parapuar. Tentu di viewpoint Parapuar, wisatawan tidak hanya menyaksikan melihat keindahan alam. Sebab di lokasi itu tersedia pula coffee shop, berupa menjajakan kopi jenis arabika Manggarai dan kompiang, roti khas Manggarai.
Dalam satu kesempatan lainnya, Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina mengatakan, destinasi wisata Parapuar memiliki luas 400 ha dan terbagi dalam empat zona. Pertama, zona budaya (culture district) seluas 114,73 ha/29 persen. Zona ini akan menampilkan keunikan dan keragaman budaya NTT.
"Zona budaya berupa pusat budaya, ada research center, dan ada juga area UMKM serta kawasan untuk pengembangan museum," kata Shana.