BPOLBF Menyusun Buku Putih Kepariwisataan Labuan Bajo Flores

photo author
- Selasa, 24 September 2024 | 06:30 WIB
BPOLBF menyusun buku putih kepariwisataan Labuan Bajo Flores.
BPOLBF menyusun buku putih kepariwisataan Labuan Bajo Flores.

"Buku putih yang berbentuk pernyataan kebijakan ini merupakan hasil dari proses penyusunan yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemangku kepentingan, komunitas lokal, hingga para narasumber yang ahli di bidangnya," kata Crispin.

Disampaikannya, buku putih itu merumuskan berbagai strategi dan solusi yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisata, memelihara keindahan alam dan budaya lokal, serta memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat setempat.

Baca Juga: Wisatawan Korea Selatan Meninggal Usai Diving di Labuan Bajo, Tim SAR Gabungan Evakuasi Korban

Draft Buku Putih yang telah dibuat tim BPOLBF tersebut disusun sesuai dengan temuan di lapangan dan masukan dari FGD penyusunan buku putih yang digelar pada Jumat, 23 Agustus 2024 lalu.

Dalam FGD tersebut, hadir Kepala Bandara Internasional Komodo, Disparekrafbud Mabar, Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), KSOP Labuan Bajo, Basarnas, BMKG, TNI AL, DPMPTSP, Gahawisri, dan World Wide Fund for Nature (WWF).

Baca Juga: Pilkada 2024, Jumlah DPT di Manggarai Barat 199.749 Orang

Beberapa isu strategis yang menjadi poin penting dalam buku putih kepariwisataan Labuan Bajo Flores ini antara lain tentang konservasi dan keberlanjutan, landscape/tata Ruang, marine/ kelautan, sosial - budaya, safety- security, SDM dan kelembagaan, sampah, rantai pasok, infrastruktur, dan tata kelola.

Berbagai isu ini kemudian dipetakan berdasarkan temuan-temuan di lapangan dan diberi rekomendasi tindak lanjut sehingga dapat ditindak lanjut oleh masing-masing pihak yang berwenang.

Baca Juga: Dukung Pilkada Serentak 2024 Berlangsung Jurdil, ASN di Lembor Deklarasikan Komitmen Bersama Jaga Netralitas

Adapun narasumber yang terlibat dalam penyusunan buku putih ini adalah Prof. Christian Fenie seorang consultan marine tourism dan Agus Pambagio, pengamat kebijakan publik.

Dalam diskusi finalisasi draft buku putih yang diselenggarakan pada Rabu (18/09/2024), Prof. Christian Fenie menyampaikan bahwa dalam pengembangan sebuah destinasi wisata, hal pertama yang harus diperhatikan adalah keberlanjutan dan ekonomi di akhir demi menjamin keberlangsungan destinasi yang berkelanjutan dan jangka panjang.

Baca Juga: Pokdarwis Desa Wae Lolos Ikut Pelatihan Keamanan dan Keselamatan Destinasi

Agus Pambagio yang juga hadir sebagai narasumber dalam finalisasi draft Buku Putih ini juga menyampaikan pentingnya Carring Capacity dan pengelolaan tata ruang.

"Pengelolaan tata ruang sangat penting dilakukan. Pengaplikasian peraturan tata ruang sesuai porsinya sehingga pengembangan pariwisata di Labuan Bajo Flores tetap berkelanjutan," kata Agus.

Baca Juga: BI Perwakilan NTT Bantu Alsintan untuk Kelompok Tani di Desa Siru Manggarai Barat

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bajo Dance Festival 2025 Disambut Hangat Warga

Rabu, 22 Oktober 2025 | 17:01 WIB

1.731 Wisatawan Mancanegara Kunjung GBC Labuan Bajo

Jumat, 10 Oktober 2025 | 06:39 WIB

Wisatawan Peminat Burung Meningkat di Labuan Bajo

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 16:17 WIB

1.345 Wisman Berkunjung ke GBC Labuan Bajo

Senin, 11 Agustus 2025 | 07:39 WIB

Terpopuler

X