"Untuk target jumlah pergerakan wisatawan nusantara, kami sedang berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lain dan sedang menunggu konfirmasi. Sedangkan untuk peningkatan Travel and Tourism Development Index ini penilaiannya setiap dua tahun sekali," katanya.
Baca Juga: Danau Laut Tinggal, Tempat Unik di Punggung Pegunungan Bukit Barisan
Menparekraf Sandiaga mengatakan untuk tahun anggaran 2024, Kemenparekraf telah mengajukan pagu indikatif sementara sebesar Rp3.419.987.309.000. Dalam perkembangannya, pagu indikatif ini mengalami penurunan sebesar 0,09 persen menjadi Rp3.416.787.309.000.
"Dapat kita lihat di sini ada penurunan Rp3,2 miliar karena pengurangan pinjaman luar negeri yang ada di Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur. Untuk posnya itu ada di (Direktorat) Tata Kelola Destinasi yang berkaitan dengan penguatan pariwisata berkelanjutan," kata Sandiaga.
Baca Juga: Ajakan Kepada Generasi Milenial dan Gen-z untuk Terapkan Prinsip 4AS dalam Berwirausaha
Menurut Sandiaga, Kemenparekraf masih bisa membiayai program kerja tersebut tanpa harus menambah pinjaman luar negeri lebih banyak. Sandiaga juga menyebutkan pagu indikatif 2024 ini juga lebih besar dari pagu anggaran 2023 yang berjumlah Rp3.404.157.600.000.
Menanggapi pemaparan tersebut, Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda yang bertindak sebagai pimpinan rapat menyatakan pihaknya dan Kemenparekraf perlu melakukan pendalaman RAPBN 2024 serta RKA K/L 2024.
Baca Juga: Kopi Flores jadi Bahan Baku Produk untuk Kulit yang Ramah Lingkungan
"Komisi X dan Kemenparekraf sepakat akan melakukan pendalaman materi rancangan RKA K/L dan pagu anggaran 2024 dengan para pejabat eselon I dalam waktu dekat," ujar Syaiful.
Rapat ini juga dihadiri oleh Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani; dan sejumlah pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf.***
Baca Juga: Kisah Cinta Gadis Belanda dengan Pria Mabar NTT Bermula saat Diving di Labuan Bajo
Baca Juga: Gadis Belanda Jatuh Cinta dengan Pria Manggarai Barat Kini Rintis Usaha Produk Ramah Lingkungan
Baca Juga: Penerbangan Internasional di Bandara Komodo Labuan Bajo Mulai Dilakukan Setelah Hal Berikut ini
Artikel Terkait
Kemunculan Komodo di Ruas Jalan Golo Mori Labuan Bajo Mangarai Barat, Berikut ini Penjelasan BBKSDA NTT
Pulau Bawean, Sekeping Nirwana di Laut Jawa
Puncak Waringin Labuan Bajo Dikelola Disparekrafbud Manggarai Barat
Desa Kakaskasen Dua di Tomohon Sulawesi Utara, Keindahan Gunung dan Udara Sejuk serta Kekhasan Kuliner
Sebanyak 2.499 Pesawat Datang di Labuan Bajo
Kuliner Tradisional NTT Perlu Digali dan Dihidupkan Menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
Desa Wisata Tebara di Sumba Barat NTT Terdapat Peninggalan Budaya Megalitikum, Membawa Indonesia ke Dunia
Nikmatnya Kuliner di Pulau Sumba Dapat Pujian dari Menteri
Ada yang Spesial di Sumba Bagi Visitasi 75 Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023
Mengenal Lebih Dalam tentang Freediving Olahraga Air Menikmati Keindahan Bawah Laut, Ini Spotnya di Indonesia
Berikut ini Daftar 5 Spot Freediving Terbaik di Indonesia
Air Asia Bidik 4 Kota Besar untuk Penerbangan Langsung ke Labuan Bajo
Penerbangan Internasional di Bandara Komodo Labuan Bajo Mulai Dilakukan Setelah Hal Berikut ini