Sebanyak 84 ekor babi yang mati akibat ASF di Kabupaten Mabar NTT hingga Februari tahun 2024, terbanyak terjadi di Kecamatan Lembor dan Lembor Selatan.
Serangan ASF itu diketahui dari hasil pemeriksaan sampel di Balai Besar Veteriner Denpasar.
Baca Juga: Partai Bulan Bintang Manggarai Barat NTT Pertahankan Kursi di DPRD, Ini yang Disampaikan Ketua DPC
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mabar kini terus melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi meluasnya serangan ASF di kabupaten itu namun butuh dukungan masyarakat, terutama para peternak babi agar wajib mengikuti beberapa imbauan.
"Per hari ini sudah 84 ekor babi yang mati di Kabupaten Manggarai Barat akibat ASF," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Mabar Abidin, Rabu (21/2/2024) lalu.
Pihaknya kata dia selalu melakukan penyuluhan kepada masyarakat berkaitan dengan langkah antisipasi ASF.
Baca Juga: RAT XXIV KSP Kopdit Suka Damai Dihadiri Seribu Orang, Ketua: Pembenahan Internal Penting Dilakukan
Selain itu imbauan juga disampaikan melalui gereja dan imbauan keliling serta disampaikan melalui sekolah-sekolah.
Beberapa imbauan yang disampaikannya antara lain, melarang sementara lalu lintas peternakan babi berserta prodak ikutannya antara desa atau kelurahan di Mabar.
Pemotongan babi wajib dilakukan di rumah potong hewan.
Baca Juga: BPOLBF Luncurkan 46 Event untuk Tahun 2024 di Wilayah Floratama
Melarang peredaran daging babi beserta prodak ikutannya yang berasal dari babi sakit atau mati.
Tidak memberikan sisa makanan yang berasal dari limbah prodak babi kepada babi yang sehat.
Memberikan pakan bernutrisi dan vitamin secara rutin.
Jika ada babi yang mati jangan buang ke kali, sungai, laut atau ke tempat terbuka lainnya tetapi harus dikuburkan minimal 1,5 meter lalu dibakar untuk meminimalisir penyebaran ASF dan bangkainya ditutup dengan tanah.