Rambut kepala kedua mempelai juga dikeramas menggunakan minyak kelapa. Kelapa matang yang sudah dikeringkan, dibakar, lalu dilembutkan dengan dikunyah untuk diambil santannya.
Baca Juga: Mengenal 7 Kebiasaan Manusia Paling Efektif untuk Hidup yang Lebih Baik, Nomor 3 Paling Penting
Santan kelapa yang dikunyah langsung kemudian dipakai untuk keramas rambut, sebagai pelembut rambut kepala. Santan kelapa itu berfungsi sebagai sampo.
Rangkaian ritus sebelum Wau Wae, yakni pingitan selama tiga hari tiga malam bagi kedua pengantin. Hal itu dilakukan sejak hari pertama keduanya menginjak telur.
Pada saat injak telur, mempelai perempuan diinisiasikan masuk ke dalam bagian dari suku suami, dan melepaskan identitas suku aslinya.
Baca Juga: Jadwal Kapal Labuan Bajo ke Surabaya Akhir September dan Bulan Oktober 2022 KM Dharma Rucitra VII
Puncaknya pada upacara Wau Wae, kedua mempelai dimandikan di Wae Teku, yang pada masa lalu menjadi arena sosialisasi diri paling efektif bagi orang baru.
Sebab orang Manggarai para masa dulu, ada lima tempat mereka berkumpul sebagai sebuah keluarga besar.
Yang pertama Mbaru, rumah tempat tinggal. Rumah tempat tinggal tidak dibayangkan seperti rumah saat ini yang hanya ditempati satu keluarga saja.
Dahulu, satu rumah ditempati bahkan sampai sepuluh keluarga. Apalagi rumah gendang yang menjadi pusat semua aktivitas.
Kedua natas, atau halaman kampung di mana menjadi pusat hiburan masyarakat, terutama olahraga dan pentas seni.
Ketiga, Wae Teku, mata air. Pagi dan sore hari, mata air menjadi pusat keramaian, sebagai tempat pemandian umum.
Situasi itu sulit dibayangkan generasi saat ini dengan adanya kamar mandi di setiap rumah masing-masing.
Artikel Terkait
Pasar Akhir Tahun di Warsawe, Warga Berburu Rombengan
Disoroti Pelayanan Tutup di Hari Libur, Kapus Warsawe: Pasien UGD dan Persalinan tetap Dilayani
Waspadai Licin, Ruas Jalan Warsawe-Golo Menes sedang Diperbaiki
Katekese Komuni Pertama di Stasi Warsawe, Ini Pesan Pendamping Katekese Tarsisius Hasil
Budayakan Hidup Bersih, Sekami Stasi Warsawe Pungut Sampah di Lingkungan Gereja
Mahasiswa KKN Unika Santu Paulus Ruteng Dampingi Anak Sekolah Minggu di Gereja Stasi Warsawe
Mahasiswa KKN Unika Santo Paulus Ruteng Bantu Umat Warsawe Buat Jembatan Kayu Menuju Gereja
Merawat Tradisi Masyarakat Warsawe Memanggil Hujan Kepada Empo Penjaga Kolam di Spot Air Terjun Cunca Wulang
Reaksi Masyarakat Warsawe Melihat Lukisan Wajah Manusia Pada Dinding Batu di Air Terjun Cunca Wulang
Gola Malang Warsawe, Oleh-oleh Khas Desa Wisata Cunca Wulang Labuan Bajo NTT