Merawat Tradisi Masyarakat Warsawe Memanggil Hujan Kepada Empo Penjaga Kolam di Spot Air Terjun Cunca Wulang

photo author
- Jumat, 2 September 2022 | 12:45 WIB
Inilah kolam di kepala Air Terjun Cunca Wulang yang diyakini warga Warsawe dijaga Empo Cunca Wulang (Feliks Janggu)
Inilah kolam di kepala Air Terjun Cunca Wulang yang diyakini warga Warsawe dijaga Empo Cunca Wulang (Feliks Janggu)

KLIKLABUANBAJO.ID -- Ada legenda masyarakat di balik keberadaan kolam yang berada di kepala Spot Air Terjun Cunca Wulang, Labuan Bajo, NTT. 

Kolam berbentuk Bulan yang menjadi cikal bakal nama Cunca Wulang itu ternyata ada penjaganya. Penjaga itulah yang merawat agar air di kolam itu tidak kering.  

Masyarakat Warsawe, Desa Cunca Wulang ketika menghadapi kekeringan, akan datang memohon air kepada Empo Cunca Wulang. Tradisi permohonan hujan ini lestari sampai saat ini. 

 Baca Juga: Pulau Padar, Pesona Utama Wisata Alam Taman Nasional Komodo Labuan Bajo

Konon, tidak ada permintaan masyarakat Warsawe yang ditolak oleh Empo Cunca Wulang. Sehingga setiap kali digelar seremoni adat, masyarakat harus mempersiapkan payung. 

Sebab segera setelah selesai digelar upacara di kepala Cunca Wulang, hujan dipastikan segera turun. Hujan yang turun juga bukan hujan biasa, tetapi hujan sangat lebat. 

Seremoni paling terakhir ada tahun 2019 lalu. Saat itu, upacara adat digelar oleh Tua Golo Warsawe Thomas Pura dan dihadiri oleh Bupati Manggarai Barat Agustinus CH Dula. 

Sebelum upacara digelar, langit Cunca Wulang cerah. Tetapi setelah selesai upacara di kepala Cunca Wulang, langit gelap lalu turun hujan lebat. 

Rombongan mantan Bupati Gusti Dula dan seluruh masyarakat yang menghadiri upacara itu diguyur hujan lebat. 

Yoseph Bensuin, salah satu tetua masyarakat Warsawe menceritakan dahulu ketika hendak digelar upacara meminta Hujan di Cunca Wulang, semua warga sudah menyiapkan topi hujan. 

Topi hujan itu terbuat dari daun Gewang, dianyam dengan baik agar tidak terkena hujan saat pulang dari Air Terjun Cunca Wulang. 

 Baca Juga: Misteri Keberadaan Compang dan Kuburan Tua di Hutan Cunca Wulang, Jejak Sejarah yang Hilang 

Tradisi meminta hujan biasanya digelar ketika semua tanaman pertanian dan perkebunan warga mulai mengering. Sementara hujan belum juga datang. 

Agar tanaman tidak mati sia-sia, maka diadakan rembuk warga untuk menggelar upacara minta hujan itu. Warga meyakini Empo Cunca Wulang akan memenuhi permintaan warga Warsawe. 

Alhasil, masyarakat petani tidak merasakan gagal panen karena Empo Cunca Wulang akan mengirimkan hujan saat masyarakat membutuhkannya, dan memohonkannya ke Empo Cunca Wulang. ***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Robertus Endang S

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bajo Dance Festival 2025 Disambut Hangat Warga

Rabu, 22 Oktober 2025 | 17:01 WIB

1.731 Wisatawan Mancanegara Kunjung GBC Labuan Bajo

Jumat, 10 Oktober 2025 | 06:39 WIB

Wisatawan Peminat Burung Meningkat di Labuan Bajo

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 16:17 WIB

1.345 Wisman Berkunjung ke GBC Labuan Bajo

Senin, 11 Agustus 2025 | 07:39 WIB

Terpopuler

X