KLIKLABUANBAJO.ID --- Membudidaya Anggur di daerah tropis ternyata tidak rumit seperti dipikirkan banyak orang. Jogja Anggur Grape Farm, petani Anggur di daerah Bantul Jogjakarta, bisa membuktikan itu melalui uji coba yang dilakukan selama ini. Anggur berbagai varian rasa di perkebunan mereka berbuah lebat dan dipanen sepanjang musim.
Baca Juga: Kisah Danang, Petani Anggur Impor yang Sukses Membudidaya Berbagai Varian Rasa
"Anggur gampang berbuah asalkan tanahnya subur. Untuk pupuk itu bisa memakai pupuk yang sederhana, misalnya pupuk kotoran hewan, pupuk limbah dapur seperti air cucian beras, dan sayur-sayuran yang di komposer," kisah Danang Triatmoko, owner Jogja Anggur Grape Farm, dilansir dari YouTube CapCapung.
Selain gampang berbuah, kata Danang, pohon Anggur bisa diatur waktu berbuahnya. Caranya dengan melakukan proses pemangkasan ranting.
"Biasanya 3 bulan setelah pemangkasan akan terjadi pembungaan. Akan keluar tunas baru dan membawa bunga. Jadi enggak harus membutuhkan teknik khusus untuk budidaya anggur," katanya.
Danang Triatmoko mengisahkan, untuk sukses seperti sekarang tidak instan. Awalnya ia tanam 1 pohon Anggur dan ternyata berbuah sangat lebat. Kemudian ia memberanikan diri berinovasi membuat kebun anggur skala produksi.
Baca Juga: Nama 12 Kecamatan di Manggarai Barat dan Batas Wilayah Kabupaten itu
"Jadi saya ambil bibit anggur dari luar negeri untuk dikembangkan di sini. Banyak sekali variannya, dari Jepang, Ukraina, Amerika, Australia sehingga jenisnya sangat bervariasi sekali," kata dilansir dari YouTube CapCapung.
Anggur yang ia kembangkan, kata Danang, lebih dari 70 varietas bahkan bisa sampai 100 varietas. Namun, ada jenis yang tidak bisa berbuah dan butuh perlakuan khusus dari negara asalnya.
"Tapi dari situ bersama berjalannya waktu, kita bisa seleksi Anggur apa yang cocok di iklim tropis kita," kisah Danang Triatmoko.
Baca Juga: Sebanyak 4 Halte TransJakarta akan Ditutup Sementara, Berikut Nama dan Pilihan Halte Alternatifnya
Kendala yang paling rentan budidaya Anggur, kata Danang, adalah jamur. Sementara hama jarang ada.
"Yang paling rentan tuh cuma jamur, karena memang habitat Anggur itu tidak tumbuh liar di iklim tropis. Ketika hujan terus-menerus cara mengatasinya dengan rutin semprot anti jamur. Kalau mau lebih mudah, bisa pakai green house," lanjutnya.
Danang melakukan pengairan di kebunnya menggunakan metode semi otomatis yaitu dengan pengairan melakukan keran dan pompa air.
"Jadi tinggal buka keran. Untuk penyiramannya juga nggak terlalu lama, kita siram sekitar 2 sampai 3 hari sekali, tidak tiap hari," lanjut Danang.
Artikel Terkait
Refleksi Petani Organik Cecer Labuan Bajo di Hari Kemerdekaan RI ke-77 Tahun 2022
Kisah Sukses Petani Milenial , Lihai Baca Peluang Pasar Hantar Ia jadi MIliarder
Cerita Pedangdut Hijrah jadi Petani Sukses. Di Kebun Aktif Main Youtube Tiktok IG untuk Hal Berikut
Gegara Covid 19 Biduan Cantik Ini Alih Profesi jadi Petani. Kabar Baiknya Ia Sukses dengan Pekerjaan Baru
Biduan Cantik yang Alih Profesi jadi Petani Ajak Anak Muda Indonesia : Ayo Bertani !
Sungai Wae Mese yang Bermuara di Labuan Bajo Ini Mengering, Petani Sawah Beralih Tanam Sayur
Aktivitas Keseharian Masyarakat Petani di Desa Wisata Cunca Wulang Labuan Bajo
Kisah Petani Sukses, Tolak Kerja di Bank Lebih Memilih jadi Petani Bawang
Kisah Petani Sukses, Sempat Minder karena Anggapan Sarjana tidak Boleh jadi Petani
Kisah Danang, Petani Anggur Impor yang Sukses Membudidaya Berbagai Varian Rasa