Tetamu yang datang akan menyampaikan terimakasih atas penyambutan yang ada, dan pertama-tama mereka akan menyapa para leluhur yang telah meninggal dunia.
Baca Juga: Wisatawan Asal Ruteng Ini Kagum, Burung Masih Berkeliaran di Pekarangan Rumah Warga Cunca Wulang
Tujuannya, agar kehadiran mereka di rumah itu tidak dipertanyakan para leluhur (ata marep yang sale) atau ata toe Ita (roh yang tak kasat mata).
Makna lain dari Caca Selek, selain bermakna biasa yakni mengganti pakaian resmi dengan pakaian biasa, juga bermakna melepaskan status seseorang.
Jika tamu yang datang seorang bupati, maka saat Caca Selek, tuan rumah akan melepaskan atribut kekuasaan itu dan memberinya atribut baru sebagai bagian dari keluarga itu.
Baca Juga: Informasi Terbaru Testing Calon ASN dan PPPK di Mabar NTT
Secara sosial komunal, biasanya ia mendapat gelar sebagai salah satu tetua adat di kampung itu. Ia bukan lagi seorang bupati, melainkan seorang tua adat.
Pada 15 Juli 2022 lalu, dua wisatawan asing asal Singapura Maribeth Erb dan Alexandra diterima secara adat di kampung Cecer dalam sebuah keluarga.
Status Maribeth dan Alexandra sebagai orang asing diganti sebagai Weta dan anak oleh tuan rumah, dan itu ditandai dengan manuk kapu.
Tuan rumah juga mendoakan melalui tuak reis, agar tuak itu dapat menghapus dahaga dua wisatawan yang mungkin dialami sepanjang perjalanan mereka.
Tuak itu juga diyakni dapat mengusir dari tubuh dan jiwa tamu yang datang segala hal buruk yang mengikuti mereka.
Sirih pinang yang disajikan dimakan, mengungkapkan rasa cinta, yang menyatukan rasa kedua belah pihak, tamu dan tuan rumah.
Baca Juga: Terkait Buku PPKn Keliru Menjelaskan Konsep Trinitas, Kemendikbud Akui Kekeliruan dan Siap Direvisi
Hal itu simbolisasi dengan pinang dan sirih yang disuguhkan dan dimakan. Pinang dan sirih ketika keduanya disatukan dalam mulut, akan melahirkan sensasi rasa pada lidah.