Pintu Unik Masuk ke Ndana Pulau Terselatan Indonesia yang Dilewati Peserta Touring Sepeda

photo author
- Rabu, 14 September 2022 | 08:50 WIB
Menuju Pulau Ndana, pulau terselatan Indonesia. (Foto: Jannes Eudes Wawa)
Menuju Pulau Ndana, pulau terselatan Indonesia. (Foto: Jannes Eudes Wawa)

Menjelang sore masuk lagi kapal kedua yang membawa peserta lainnya. Kapal kedua langsung berlabuh di pesisir selatan Pulau Ndana. Kebetulan ikut bersama dalam kapal ini, Komandan Satgas Perbatasan Lettu Mar Muhammad Luthfi Sabri sehingga kapal diarahkan menuju pintu masuk Ndana. Dari pantai sebelah selatan ke markas satgas hanya berjarak sekitar 300 meter.

Baca Juga: Ular Besar Sanca Penghuni Sungai Bawah Tanah Liang Rodak Cunca Wulang 

Berkali-kali penumpang kecipratan air laut akibat hempasan gelombang. Semakin mendekat ke pulau seluas 13 kilometer persegi itu ombak tampak semakin tinggi. Pelayaran kurang lebih 45 menit terasa begitu menegangkan. Ayunan ombak kadang mengasyikan tetapi kadang pula sungguh menegangkan.

Penuh Persaudaraan

Sore itu, di markas satgas perbatasan sudah berdiri sebuah tenda kompi yang di dalamnya dilengkapi dengan 20 velbet. Sementara di aula juga terpasang puluhan velbet. Begitu pula di ruangan Komandan Satgas. Velbet-velbet itu menjadi tempat inap para tamu peserta Jelajah Rote Bike yang ingin merayakan HUT ke-77 Kemerdekaan RI di pulau terselatan Indonesia.

Sementara itu di belakang aula tampak sejumlah Prajurit Marinir sedang sibuk memasak nasi, sayur, dan memanggang ikan untuk menjamu para tamu. Ada ratusan ekor ikan yang disediakan. Ikan-ikan tersebut masih sangat segar, sebab baru ditangkap nelayan setempat.

Baca Juga: Wisata Masak Ala Pondok Flores Labuan Bajo Berikan Pengalaman Berbeda Bagi Para Wisatawan

Luthfi mengungkapkan, pihaknya bersama Jelajah Bike selaku penyelenggara Jelajah Rote telah berkoordinasi dengan baik dan saling memberi dukungan dalam menyukseskan kunjungan para pesepeda di Ndana.

“Dengan segala keterbatasan yang ada, kami mencoba memberikan yang terbaik. Kami senang ada kunjungan dari warga seperti ini, menginap dan merayakan HUT Kemerdekaan RI di sini. Sungguh luar biasa,” katanya.

Sekitar pukul 19.15 Wita, jamuan makan malam pun dilakukan. Makanan yang disajikan sungguh sederhana. Hanya nasi, sayur dan ikan. Akan tetapi, terasa sangat lezat. Yang paling diminati adalah ikan. Ikan ini terasa lebih manis dan enak. Persediaaanya pun berlimpah sehingga permintaan peserta selalu terpenuhi.

Baca Juga: Delapan Destinasi Wisata Andalan di Desa Cunca Wulang Labuan Bajo NTT

Maklum saja, ikan yang disajikan ini belum tersentuh es. Kualitasnya jauh berbeda dengan ikan-ikan laut yang dijual di Jakarta dan sekitarnya yang sudah puluhan jam tersimpan dalam kotak bercampur es.

“Di kalangan para penjelajah sepeda selalu memplesetkan ikan yang dijual di Jakarta sudah berkali-kali mati, sebaliknya ikan seperti di Ndana hanya sekali mati sehingga rasanya pun beda,” ujar Albertus Pratomo, pesepeda asal Jakarta yang sudah dua kali mengunjungi Pulau Ndana.

Malam itu Prajurit Marinir dan para pesepeda peserta Jelajah Rote saling berbaur. Suasananya begitu cair dan penuh persaudaraan. Tanpa sengaja terbentuk beberapa kelompok kecil. Mereka saling berbagi cerita tentang aktivitas keseharian masing-masing.

Baca Juga: Harapan Besar Negara di Pundak Para Investor, Percepat Wujudkan Labuan Bajo Destinasi Wisata Kelas Dunia

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menggali 'Emas' di Warloka Pesisir di HPN 2025

Minggu, 9 Februari 2025 | 15:02 WIB

Terpopuler

X