KLIKLABUANBAJO.ID -- Bacaan Injil Gereja Katolik hari ini, Minggu (4/9/2022) diambil dari Injil Lukas 14:25-33.
Berikut renungan harian Katolik, yang dibawakan Pastor Lorenzo Heli, OFMCap, dalam kotbah Perayaan Ekaristi Minggu (3/9) di Gereja Asisi Tebet, Jakarta Selatan.
Bapak Ibu Saudara-Saudari terkasih, menjadi seorang guru bukan perkara yang gampang. Pasti ada syarat-syarat tertentu yang mesti diperoleh, sehingga kita layak disebut guru. Salah satu syarat untuk menjadi seorang guru misalnya dia harus memiliki keinginan yang kuat, menjadi seorang guru dan sekurang-kurangnya dia tamat dari Fakultas Pendidikan bergelar Spd, Sarjana Pendidikan itu sekurang-kurangnya syaratnya. Demikian juga kalau kita menekuni profesi yang lain, pasti ada syarat-syarat yang harus kita penuhi supaya kita bisa menggeluti profesi tersebut.
Baca Juga: Bacaan Harian Katolik Minggu 4 September 2022 Pekan XXIII Injil Lukas 14:25-33
Saudara-saudari, Injil hari ini berbicara mengenai syarat mengikuti Yesus. Ini merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh seorang murid Yesus. Seperti yang kita dengar tadi sekurang-kurangnya ada tiga syarat untuk mengikuti Yesus.
Syarat pertama itu, orang yang tidak membenci keluarga, orang tua, sanak saudara, bahkan nyawanya sendiri dinilai oleh Yesus tidak layak menjadi muridNya. Membenci itu dalam arti memihak. Dalam mengikuti Yesus, para murid diingatkan agar tidak lagi memihak pada ikatan-ikatan kekeluargaan, maksudnya supaya para murid fokus mengikuti Yesus dan inilah yang kita sebut dengan pemberian diri yang total itu.
Mengikuti Yesus tidak boleh dihalangi oleh ikatan-ikatan kekeluargaan tadi. Karena begitu sayang dengan keluarga misalnya dengan orang tua sanak saudara, lalu orang itu tidak mengikuti Yesus, bahkan melepaskan Iman dari Yesus sendiri, itu tidak layak. Yang layak itu adalah orang yang mengikutinya secara total dan penuh.
Kemudian syarat kedua, memanggul salib dan mengikuti Yesus. Memanggul salib bukan berarti kita mencari salib, bukan berarti kita mencari sengsara, tidak. Memanggul salib berarti bersedia menjadi teman perjalanan Yesus dan berusaha belajar dari Yesus itu sendiri. Itu artinya kita mengikuti Dia, tetapi juga kita menjalankan apa yang diperintahkanNya, kita meneladani, mencontoh apa yang dicontohkanNya dan kita melakukan apa yang Dia lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Maka memanggul salib dan mengikuti Yesus, itu dua hal yang tidak boleh dipisahkan. Karena nanti kalau misalnya mengikuti Yesus nya dihilangkan, maka jadi memanggul salibnya itu tujuan yang lain. Memanggul salib bersama dengan Yesus itu berarti mengikuti Dia dan mendengarkan cara-Nya.
Baca Juga: Hari ini, Paus Yohanes Paulus I akan Dibeatifikasi oleh Paus Fransiskus
Kemudian syarat yang ketiga adalah melepaskan harta milik. Katanya tadi di kalimat terakhir tadi melepaskan harta milik.
Murid Yesus memiliki jiwa yang merdeka, jiwa yang bebas, jiwa yang tidak boleh dikungkungi oleh apapun. Murid Yesus adalah mereka yang berjiwa sosial, yang mempergunakan apa yang dia miliki, misalnya harta benda, talenta, kepandaian dan membagikan semuanya itu kepada mereka yang memerlukannya. Dan mereka yang memerlukannya seperti dikatakan tadi, yaitu orang-orang miskin, orang-orang yang menderita, orang-orang yang hina.
Maka Bapak Ibu saudara-saudari terkasih, bacaan pertama dan kedua lebih menekankan pentingnya kasih persaudaraan antara satu dengan yang lain sebagai murid-murid Yesus, terutama bagi mereka yang hina dan tak berdaya, sebab nilai seseorang bukan dilihat dari tampilan fisik.
Mungkin kita manusia melihat mereka yang miskin, mereka yang tidak berdaya itu rendah, tetapi menurut bacaan pertama tadi, pikiran Allah itu lain, berbeda dari pikiran kita. Allah menganggap mereka yang tampilannya seperti itu justru mereka yang berada dalam posisi pertama dalam kemuliaan-Nya.
Orang-orang yang tak berdaya, lemah, miskin, dan hina justru mulia dan bernilai di mata Tuhan. Maka sekali lagi, cara pandang manusia berbeda dengan cara pandang Allah.
Artikel Terkait
Renungan Harian Katolik Inspirasi Sabda Allah : Menjadi Warga Merdeka
Renungan Harian Katolik Rabu 24 Agustus 2022 Pesta St Bartolomeus Rasul Bacaan Injil Yohanes 1:45-51
Renungan Harian Katolik Kamis 25 Agustus 2022 Hari Biasa Pekan XXI Bacaan Injil Matius 24:42-51
Renungan Harian Katolik Jumat 26 Agustus 2022 Hari Biasa Pekan XXI Bacaan Injil Matius 25:1-13
Renungan Harian Katolik Sabtu 27 Agustus 2022 Pesta St Monika Bacaan Injil Matius 1:14-30
Renungan Harian Katolik Senin 29 Agustus 2022 Peringatan St Yohanes Pembaptis Bacaan Injil Markus 6:17-29
Renungan Katolik Selasa 30 Agustus 2022, Kekuatan Kata-kata Sangat Mempengaruhi Orang Lain
Renungan Harian Katolik Kamis 1 September 2022 Bacaan Injil Lukas 5:1-11 Karena Engkau yang Menyuruhnya
Renungan Harian Katolik Sabtu 3 September 2022 Bacaan Injil Lukas 6:1-5 Waktu Tuhan