150 Tahun SVD, dari Kampung Kecil di Belanda Menjadi Terang bagi Dunia

photo author
- Jumat, 22 Agustus 2025 | 16:22 WIB
Pater Ardian Jenani, SVD
Pater Ardian Jenani, SVD

Pesan Paus Fransiskus

Dalam sidang besar SVD di Roma tahun lalu, Paus Fransiskus menitipkan pesan yang sangat kuat. Menjadi misionaris, katanya, berarti:
1. Membawa keadilan, perdamaian, dan persaudaraan.
2. Menjadi peziarah harapan bagi sesama.
3. Hidup dalam semangat sinodalitas—berjalan bersama sebagai saudara dan saudari.

Baca Juga: Suara Penolakan Pembangunan Vila di Padar Mulai Terdengar, Mantan Aktivis HMI: Harus Kaji Ulang

Pesan ini sejalan dengan tema besar perayaan Yubileum SVD:
“Witnessing to the Light from Everywhere for Everyone”
(Bersaksi tentang Terang dari mana saja, untuk siapa saja). Artinya, siapa pun bisa menjadi saksi terang tidak peduli dari mana asalnya, dan untuk siapa pun terang itu dihadirkan.

Misi di Manggarai dan Sumba

Di wilayah Provinsi SVD Ruteng, yang meliputi Manggarai Raya dan Pulau Sumba, misi pastoral difokuskan pada pendidikan, pembelaan keadilan sosial (JPIC), pastoral orang muda, dan pastoral keluarga.

Dengan semangat itu, para misionaris tetap setia hadir di tengah masyarakat, bukan hanya sebagai pewarta Sabda, tetapi juga sebagai sahabat yang berjalan bersama umat.

Baca Juga: Pembangunan Vila di Padar, Ketua PMBB: itu Bisa Merusak Ekosistem

Ada dua warisan besar Arnoldus Janssen selalu menjadi pegangan SVD:

• Spiritualitas Trinitaris – kasih Allah Tritunggal sebagai dasar misi.

• Spiritualitas Misioner – keterlibatan penuh dalam tugas perutusan Allah.

Ditambah dengan devosi yang mendalam kepada Hati Kudus Yesus, Injil Yohanes tentang Terang, Bunda Maria, serta para kudus dan malaikat.

Baca Juga: Suara Danding Matim Melantun dalam Karnaval Budaya Festival Golo Koe Labuan Bajo

Kini, 150 tahun setelah kelahirannya, SVD telah menjadi rumah bagi hampir 6.000 anggota di 79 negara. Bayangkan, dari sebuah rumah misi kecil di Belanda, kini menjelma menjadi sebuah jaringan global yang membawa terang hingga ke pelosok dunia.

Bagi umat Katolik, khususnya di Nusa Tenggara, perayaan ini adalah kesempatan untuk mengucap syukur sekaligus memperbarui semangat. Karena misi bukan hanya milik para imam dan biarawan, tetapi juga milik kita semua: menjadi saksi terang di tempat kita masing-masing.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menggali 'Emas' di Warloka Pesisir di HPN 2025

Minggu, 9 Februari 2025 | 15:02 WIB

Terpopuler

X