Pesan Paus Fransiskus
Dalam sidang besar SVD di Roma tahun lalu, Paus Fransiskus menitipkan pesan yang sangat kuat. Menjadi misionaris, katanya, berarti:
1. Membawa keadilan, perdamaian, dan persaudaraan.
2. Menjadi peziarah harapan bagi sesama.
3. Hidup dalam semangat sinodalitas—berjalan bersama sebagai saudara dan saudari.
Baca Juga: Suara Penolakan Pembangunan Vila di Padar Mulai Terdengar, Mantan Aktivis HMI: Harus Kaji Ulang
Pesan ini sejalan dengan tema besar perayaan Yubileum SVD:
“Witnessing to the Light from Everywhere for Everyone”
(Bersaksi tentang Terang dari mana saja, untuk siapa saja). Artinya, siapa pun bisa menjadi saksi terang tidak peduli dari mana asalnya, dan untuk siapa pun terang itu dihadirkan.
Misi di Manggarai dan Sumba
Di wilayah Provinsi SVD Ruteng, yang meliputi Manggarai Raya dan Pulau Sumba, misi pastoral difokuskan pada pendidikan, pembelaan keadilan sosial (JPIC), pastoral orang muda, dan pastoral keluarga.
Dengan semangat itu, para misionaris tetap setia hadir di tengah masyarakat, bukan hanya sebagai pewarta Sabda, tetapi juga sebagai sahabat yang berjalan bersama umat.
Baca Juga: Pembangunan Vila di Padar, Ketua PMBB: itu Bisa Merusak Ekosistem
Ada dua warisan besar Arnoldus Janssen selalu menjadi pegangan SVD:
• Spiritualitas Trinitaris – kasih Allah Tritunggal sebagai dasar misi.
• Spiritualitas Misioner – keterlibatan penuh dalam tugas perutusan Allah.
Ditambah dengan devosi yang mendalam kepada Hati Kudus Yesus, Injil Yohanes tentang Terang, Bunda Maria, serta para kudus dan malaikat.
Baca Juga: Suara Danding Matim Melantun dalam Karnaval Budaya Festival Golo Koe Labuan Bajo
Kini, 150 tahun setelah kelahirannya, SVD telah menjadi rumah bagi hampir 6.000 anggota di 79 negara. Bayangkan, dari sebuah rumah misi kecil di Belanda, kini menjelma menjadi sebuah jaringan global yang membawa terang hingga ke pelosok dunia.
Bagi umat Katolik, khususnya di Nusa Tenggara, perayaan ini adalah kesempatan untuk mengucap syukur sekaligus memperbarui semangat. Karena misi bukan hanya milik para imam dan biarawan, tetapi juga milik kita semua: menjadi saksi terang di tempat kita masing-masing.***
Artikel Terkait
Servatinus Hadirkan Buku Ketiga Berjudul, Apa Kabar Labuan Bajo?
Ruas Jalan Nasional di Labuan Bajo Direndam Banjir Sudah Berulang Kali
Tren Pasaran Bambu di Flores Berpeluang Meningkat
Gua Golo Lada Desa Sepang di Mabar Berpotensi Menjadi Obyek Wisata Rohani
Bupati Hery Nabit: Bandara Ruteng Paling Unik di Indonesia
169 Koperasi Merah Putih di Mabar Sudah Berbadan Hukum, Siap Ikut Pelatihan Pengurus dan Pengawas
Provinsi NTT Masih di Bawah Angka Standar Nasional Kepemilikan KTP Warga
Pasokan BBM ke Labuan Bajo Tersendat, Sektor Pariwisata Terkena Dampak
Akunitas Mabar Optimalkan Medsos untuk Promosi Produk UMKM
Program Pariwisata Naik Kelas Menyentuh Wisata Kuliner
Polemik Parkir di Labuan Bajo, Pengusaha Pariwisata Bongkar Hotel
Rokok dan Minuman Dimusnahkan di Labuan Bajo Bernilai Total Rp946.705.940
Galeri Produk UMKM Lokal dengan Harga Murah di Labuan Bajo Ada di GBC
Dari Australia Pesawat Militer Angkatan Laut Amerika Transit di Labuan Bajo
Pengelolaan GBC akan Diserahkan Sepenuhnya ke Perumda Bidadari
Pasar Terapung di Labuan Bajo Miliki 5 Keunikan
BUMDes Cunca Wulang Bersatu Launching Penanaman Perdana Bibit Ubi Jalar Ungu