Oleh: Pater Ardian Jenani
Tahun 2025 ini, Serikat Sabda Allah (Societas Verbi Divini/SVD) merayakan usia yang tidak lagi muda yaitu 150 tahun perjalanan misi di seluruh dunia. Sebuah ziarah panjang yang dimulai dari sebuah kampung kecil bernama Steyl, Belanda, pada 8 September 1875, dan kini menjelma menjadi gerakan besar dengan ribuan anggota yang berkarya lintas negara.
Semua berawal dari Santu Arnoldus Janssen, seorang imam sederhana dari Goch, Jerman. Ia mendirikan SVD dengan keyakinan bahwa Injil tidak boleh berhenti di satu tempat saja, melainkan harus menjangkau pelosok dunia.
Baca Juga: Terang Obor Mengawali Pembukaan Perayaan 150 Tahun SVD di Labuan Bajo
Semangatnya tidak hanya soal berkhotbah. Arnoldus membekali para misionaris dengan berbagai keterampilan praktis: bertani, beternak, mengajar, hingga merawat orang sakit. Semua ini dilakukan agar Injil hadir dalam bentuk yang nyata menyentuh hidup sehari-hari masyarakat di pedalaman. Dan dari situlah, perjalanan luar biasa itu dimulai.
Misi yang Hidup di Indonesia
Di Indonesia, SVD hadir sejak tahun 1913. Bayangkan, sudah lebih dari 112 tahun para misionaris SVD berkarya di negeri ini, khususnya di wilayah Nusa Tenggara. Jejak mereka begitu nyata: mendirikan sekolah, rumah sakit, paroki, hingga membangun komunitas iman yang kokoh.
Baca Juga: Momen Haru HUT RI, Lagu Indonesia Raya dan Tanah Airku Dinyanyikan Umat di Gereja
Tak bisa dipungkiri, Gereja Katolik di Flores, Timor, hingga Bali banyak dipoles oleh tangan-tangan misionaris SVD. Mereka bukan hanya pengajar iman, tetapi juga pembangun peradaban.
Arnoldus Janssen meninggalkan sebuah doa yang hingga kini terus hidup dalam hati para pengikutnya:
“Semoga kegelapan dosa dan malam ketidakpercayaan lenyap di hadapan Terang Sabda dan Roh Kasih Karunia, dan semoga Hati Yesus hidup dalam hati semua orang.”
Baca Juga: Bus-Bus Pariwisata Menunggu BBM, Antrean Kendaraan 1 Km di Labuan Bajo
Doa ini bukan sekadar kata-kata indah. Inilah yang mendorong ribuan misionaris SVD untuk melangkah ke tempat-tempat yang jauh, bahkan ke pelosok paling terpencil.
Tak hanya mengutus imam, Arnoldus juga mendirikan dua kongregasi suster: Suster-suster Abdi Roh Kudus (SSpS) dan Suster Penyembah Abadi (SSpSAP). Keduanya ikut berperan besar, terutama dalam pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan perempuan.
Baca Juga: Bule Asal 6 Negara Beli Sari Toga di Labuan Bajo Diproduksi Seorang Guru SMK
Artikel Terkait
Servatinus Hadirkan Buku Ketiga Berjudul, Apa Kabar Labuan Bajo?
Ruas Jalan Nasional di Labuan Bajo Direndam Banjir Sudah Berulang Kali
Tren Pasaran Bambu di Flores Berpeluang Meningkat
Gua Golo Lada Desa Sepang di Mabar Berpotensi Menjadi Obyek Wisata Rohani
Bupati Hery Nabit: Bandara Ruteng Paling Unik di Indonesia
169 Koperasi Merah Putih di Mabar Sudah Berbadan Hukum, Siap Ikut Pelatihan Pengurus dan Pengawas
Provinsi NTT Masih di Bawah Angka Standar Nasional Kepemilikan KTP Warga
Pasokan BBM ke Labuan Bajo Tersendat, Sektor Pariwisata Terkena Dampak
Akunitas Mabar Optimalkan Medsos untuk Promosi Produk UMKM
Program Pariwisata Naik Kelas Menyentuh Wisata Kuliner
Polemik Parkir di Labuan Bajo, Pengusaha Pariwisata Bongkar Hotel
Rokok dan Minuman Dimusnahkan di Labuan Bajo Bernilai Total Rp946.705.940
Galeri Produk UMKM Lokal dengan Harga Murah di Labuan Bajo Ada di GBC
Dari Australia Pesawat Militer Angkatan Laut Amerika Transit di Labuan Bajo
Pengelolaan GBC akan Diserahkan Sepenuhnya ke Perumda Bidadari
Pasar Terapung di Labuan Bajo Miliki 5 Keunikan
BUMDes Cunca Wulang Bersatu Launching Penanaman Perdana Bibit Ubi Jalar Ungu