pertanian

Tanam di Daerah Panas, Ratusan Pohon Vanili Milik Fransiskus Tumbuh Subur, Simak Caranya

Selasa, 7 Juli 2020 | 14:35 WIB
20200707_172149

LABUAN BAJO, KL--Ratusan Pohon Vanili tumbuh subur tanpa menggunakan obat-obatan, merambat lebat di Pohon Dadap yang berjejer dalam lahan berukuran 25 x 65 meter. Lahan vanili itu milik Fransiskus Mat, terletak di daerah yang suhu udaranya cukup panas yakni di Translok Labuan Bajo, Desa Macang Tanggar, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar). Fransiskus punya cara sendiri menghidupkan vanilinya walaupun ditanam di daerah panas. "Yang saya lakukan yaitu menanam menggunakan stek vanili yang panjangnya tiga sampai lima meter. Lalu saat menanam, saya tidak menggali tanah tetapi stekan itu diletakan saja dipermukaan tanah di antara rerumputan, lalu sebagian besar batangnya dililit di Pohon Dadap yang sudah hidup. Setiap hari saya siram," kata Fransiskus, saat ditemui di lahan vanilinya, Selasa (7/7/2020). Dia juga punya cara khusus dalam menyiram tanaman vanilinya. "Saya siram setiap hari sampai musim hujan tiba. Menyiram vanili tidak boleh menggunakan banyak air, secukupnya saja asalkan rutin," kata Fransiskus. Sebaiknya kata dia menggunakan Pohon Dadap sebagai media untuk vanili merambat. "Tanaman vanili harus mendapat sinar matahari secukupnya. Makanya Pohon Dadap yang saya gunakan harus dipangkas secara perlahan bila sudah mulai rimbun," kata Fransiskus. Namun kata dia, harus diperhatikan keseimbangannya agar sinar matahari tidak terus mengenai tanaman vanili dalam waktu yang lama. "Cara lain yang saya gunakan yaitu rerumputan yang tumbuh di sekitar pohon vanili tidak saya cabut. Kecuali kalau tali atau tanaman lain yang bukan rumput," kata Fransiskus. Rerumputan yang tumbuh di daerah panas kata dia tidak bertahan lama sehingga ukuranya tidak sampai tinggi mengganggu tanaman vanili. Dia menuturkan, panen perdana pada tahun 2016 menghasilkan 100 kg vanili mentah dan dijemur menjadi 15 kg vanili kering. Lalu dijualnya dengan harga Rp 300 ribu per Kg. Tahun 2017 hasilnya menurun menjadi 5 Kg vanili kering dengan harga jual Rp 300 ribu per Kg. Lalu tahun 2018 makin menurun menjadi 2 Kg vanili kering tetapi harganya naik drastis Rp 3.200.000 (3 juta 2 ratus ribu) per Kg. "Pada musim tahun berikutnya menghasilkan 5 kilogram vanili mentah dan langsung saya jual mentah dengan harga Rp 400 ribu per kilogram," kata Fransiskus. Untuk panen yang kelima kalinya, hasilnya naik lagi sebanyak 50 Kg vanili mentah dan saat ini masih ada stok yang sudah kering 6 Kg belum dijualnya. Vanili kering 6 Kg itu kata dia pernah ditawari harga Rp 2.400.000 (2 juta 4 ratus ribu) per Kg. "Tetapi saya belum mau menjualnya, sampai sekarang masih ada," kata Fransiskus.(tin)

Tags

Terkini