Suku Bajo merupakan manusia ikan asli Indonesia. Konon, secara ajaib, tubuh mereka mengalami evolusi berupa perbesaran limpa sampai 50% lebih besar.
Dengan ukuran limpa yang di atas rata-rata, memungkinkan mereka dapat tahan berenang di kedalaman laut hingga 60 meter selama 13 menit tanpa alat bantu apapun.
Para peneliti juga menemukan keberadaan gen PDE10A pada Suku Bajo. Gen tersebut berfungsi mengontrol hormon tiroid tertentu.
Baca Juga: Wisatawan Kerap Tersesat Mencari Jalan Menuju Spot Wisata Cunca Wulang
Pada hewan seperi tikus, hormon tiroid dikaitkan dengan ukuran limpa.
Wilayah Kekuasaan Bajak Laut
Labuan Bajo pernah beberapa kali masuk dalam wilayah kekuasaan dari sejumlah kesultanan Islam dari Pulau Sulawesi, salah satunya Kerajaan Gowa Tallo.
Sejak itu, banyak penduduk asli Suku Bugis yang melakukan migrasi ke Labuan Bajo.
Baca Juga: Pasar Kerajinan Lokal, Songke Banjiri Desa Wisata Cunca Wulang Tiap Kamis dalam Pekan
Tidak mengherankan, saat ini di tempat ini banyak ditemui rumah-rumah tradisional Bugis dan Bajo yang bersebelahan.
Tahun 1795, Labuan Bajo menjadi basis operasi bagi Bajak Laut paling terkenal dari Suku Bajo.
Pada 1823, Bajak Laut Illano, Sulu, Bajo, dan Tobelo melakukan penyerbuan ke pesisir Manggarai bagian utara.
Baca Juga: Ada yang Baru untuk Pasar Lembor di Mabar NTT
Mereka lalu mendirikan pangkalan di Pulau Laut, Kalimantan Selatan. Kawasan yang sangat strategis untuk mencegat kapal-kapal yang berlayar di Makassar.
Awal abad ke-20, Labuan Bajo menjadi sentra penghasil teripang terbaik dan penghasil mutiara laut alami.
Tahun 1907, Labuan Bajo dan Flores berada di bawah kendali Belanda.
Artikel Terkait
Selamatkan Spesies Penyu dari Kepunahan, Pokmaswas Nanga Bere Gencarkan Penangkaran Tukik
Lestarikan Spesies Penyu Terancam Punah, Ternyata Ini Manfaatnya Bagi Ekosistem Laut
9 Jenis Pertunjukan Seni Budaya Sanggar Kope Oles Todo Kongkol Kaper Labuan Bajo