Taufan Rahmadi
(Pengamat Pariwisata Nasional)
1. Potensi Hilangnya Rp28 M (38%) PAD dari Sektor Pariwisata
Dengan diberlakukannya harga tiket masuk baru ke TN Komodo sebesar 3,75 Juta per kunjungan diperkirakan tidak saja akan berdampak pada menurunnya tingkat kunjungan wisatawan ke TN Komodo tetapi juga dikhawatirkan berdampak pada target PAD daerah dari sektor pariwisata
Mengacu pada data Disparekrafbud Kabupaten Manggarai Barat bahwa Realisasi PAD Manggarai Barat tahun 2022 dari sektor pariwisata masih jauh dari target yang ditetapkan Rp28 miliar, dimana hingga akhir Juni 2022, PAD yang terkumpul baru Rp3,2 miliar, dimana 90 persen pendapatan per Juni 2022 itu berasal dari kunjungan ke dalam wilayah Taman Nasional Komodo (TNK), termasuk aktivitas diving dan snorkeling, Wisatawan nusantara atau turis domestik mendominasi kunjungan ke Labuan Bajo.
Dari 65.362 wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo selama setahun terakhir, sebanyak 53.824 merupakan turis domestic sebanyak 82 persen, Sisanya 18 persen wisatawan mancanegara dengan jumlah 11.538 kunjungan.
Baca Juga: Polemik Harga Tiket di Labuan Bajo Masih Berlanjut, Ada yang Ditangkap Aparat
Tentunya Kondisi labuhan bajo yang tidak kondusif pasca aksi demo yang berlanjut pada aksi mogok kerja para pelaku pariwisata akan memicu para wisatawan untuk mengurungkan niatnya berkunjung ke Labuhan Bajo sehingga target PAD pun berpotensi tidak tercapai.
2. Ribuan Pelaku Parekraf Terancam Kembali Kehilangan Pekerjaan
Mengutip data dari Disparekrafbud Kabupaten Manggarai Barat bahwa jumlah Tenaga kerja yang berasal dari industri pariwisata berjumlah 4.412 orang pada tahun 2019 dimasa awal pandemi berlangsung.
Baca Juga: Pelaku Wisata Labuan Bajo Ditangkap saat Kegiatan Pungut Sampah, Berikut Penjelasan Polres Mabar
Dan saat ini disaat trend pandemi yang menurun dan kunjungan wisatawan mulai meningkat ke labuhan bajo ribuan tenaga kerja ini harus kembali dihadapkan pada ancaman kehilangan pekerjaan imbas polemik kebijakan kenaikan tiket masuk 3,75 juta tersebut. Hal ini seakan mematikan semangat mereka untuk bangkit kembali setelah dua tahun diterpa pandemi.
3. Menurunnya Citra Destinasi
Citra destinasi berkaitan dengan apa yang dirasakan oleh wisatawan selama berwisata, oleh karena itu sangat penting untuk menghadirkan citra destinasi yang positif bukan negative seperti terjadinya polemik kebijakan tiket yang terjadi saat ini yang berujung pada aksi mogok sebulan para pelaku pariwisata di Labuan Bajo.
Terlebih saat ini Indonesia menjadi tuan rumah dari perhelatan G20 dan event-event internasional lainnya.
Baca Juga: Hari Pertama Harga Tiket Naik ke Komodo, ini yang Berbeda di Labuan Bajo dari Biasanya
Tawaran Solusi PDKT Labuan Bajo
*1. Policy*, tunda dan kaji ulang dulu kebijakan terkait kenaikan tiket , berlakukan masa transisi guna memperkuat sosialisasi dan penguatan edukasi melalui program – program Community Based Tourism di setiap lapisan masyarakat di Labuhan Bajo
*2. Destinasi*, lakukan pembenahan fasilitas di destinasi, mulai dari atraksi, akses, amenitas, activity, ambience, attitude dan akselerasi yang memberikan aturan dan sop yang jelas yang menjadi win – win solution bagi semua pihak.
*Contohnya* , Berwisata di Labuhan Bajo destinasinya tidak hanya terbatas pada area TN Komodo saja tetapi banyak atraksi lain yang tidak kalah menariknya dengan harga yang terjangkau sesuai pilihan kantong wisatawan.
Baca Juga: Respon Tegas Kapolres Manggarai Barat Sikapi Ancaman Para Pelaku Wisata Boikot Semua Layanan bagi Wisatawan
*3. Komunikasi Kolaborasi,* stakeholder pariwisata seluruhnya diikutsertakan di dalam proses penyusunan kebijakan terkait pariwisata di Labuhan Bajo, maksimalkan peran DMO setempat, sehingga mengurangi potensi polemik yang terjadi dilapangan.
*4. Target*, pariwisata dalam pengembangannya harus mampu menjaga kelestarian, keberlanjutan dan kesejahteraan bagi ekosistemnya bukan hanya satu pihak saja, hal ini penting untuk dirumuskan bersama agar setiap stakeholder sama – sama mengerti apa yang menjadi hak dan tanggung jawabnya secara berimbang, tidak hanya beban itu ditumpukan kepada wisatawan saja, sehingga akan muncul aktifitas berwisata yang bertanggung jawab
Semoga bermanfaat, Mari Pulih Bersama
Salam Pesona Indonesia
Baca Juga: 4 Poin Kesepahaman Bersama di Labuan Bajo terkait Pemberhentian Semua Layanan Wisata Mabar