umkm

Nasib UMKM di Manggarai Raya, Doni Parera: Ongkos Kirim jadi Tantangan Penjualan Online

Senin, 19 Agustus 2024 | 10:32 WIB
Doni (baju hitam) saat berada di tempat UMKM miliknya dalam event Festival Golo Koe 2024. Nasib UMKM di Manggarai Raya, Doni Parera: ongkos kirim jadi tantangan penjualan online di marketplace. (Foto: KLIKLABUANBAJO.ID)

Pemilik pusat oleh-oleh 88 Borong Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Doni Parera, menyampaikan bahwa salah satu tantangan serius yang dihadapi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Manggarai Raya adalah ongkos kirim yang cukup tinggi saat melakukan penjualan online di marketplace.

 

KLIKLABUANBAJO.ID | Produk yang dijual oleh para pelaku UMKM dari Manggarai Raya memiliki kualitas yang sama dengan produk dari daerah lain di Indonesia namun saat jual online di marketplace, pembeli kadang batal membeli karena biaya ongkos kirim yang cukup tinggi.

Doni meminta pemerintah perlu memperhatikan hal ini agar pelaku UMKM di daerah termasuk di Matim, Manggarai dan Manggarai Barat (Mabar) bisa terus berkembang secara baik.

Baca Juga: Tiga Ribu Orang Bakal Padati Lapangan Golo Mori Labuan Bajo 8 September 2024

"Ada beberapa kendala, paling krusial yaitu soal ongkos kirim. Kualitas produk kita mampu bersaing dengan produk dari daerah lain di Indonesia tetapi ketika masuk ke penjualan platform online kita terkendala ongkos kirim. Contoh Biskuit Kelor kita jual dengan harga Rp25 ribu, ketika yang pesan dari Jakarta dia butuh satu, dia harus membayar 115 ribu," kata Doni.

Selain ongkos kirim, pemerintah daerah kata dia perlu lebih serius membuka akses pasar bagi produk UMKM.

"Kalau bisa Pemda mempromosikan di luar wilayah Flores, di luar Manggarai Raya karena kita butuh jangkauan yang lebih luas, lebih besar. Ketika kita bertemu dengan pembeli besar, mereka ordernya banyak maka di situ mengangkat ekonomi kita. Kalau UMKM terangkat maka rantai eknomi berjalan," kata Doni.

Baca Juga: OPPIG Meriahkan HUT RI ke-79 dengan Turnamen di Gorontalo Labuan Bajo

Disampaikannya, dia turut serta dalam event Festival Golo Koe 2024 di Waterfront Labuan Bajo sebagai salah satu dari 4 UMKM asal Matim yang mengikuti event tersebut.

"Ada 25 prodak dari 25 UMKM yang kami bawa ke sini," kata Doni.

Disampaikannya, dalam event itu mereka
bertemu dengan tiga pembeli besar yang potensial, antara lain dengan pemilik kafe yang punya jaringan usaha kafe di Jakarta, Surabaya dan Bandung.

Baca Juga: SMK Stella Maris Labuan Bajo Titik Awal Gerakan Pengusaha Mengajar di NTT, Kerja Sama 2 Sekolah Dimulai

"Dia butuh kopi dengan kualitas yang dia inginkan, akhirnya terhungkan dengan satu teman kami. Kedua, kami juga bertemu dengan pembeli potensial yang juga butuh kopi. Ketiga bertemu dengan pembeli potensial dari Amerika. Kemudian juga ada pembeli dari Bali, mereka membeli Biskuit Kelor, butuh jumlah banyak. Mereka Terhubungkan dengan teman kami," kata Doni.

Disampaikannya, selain sebagai ajang menjual produk UMKM, event juga sangat penting dilakukan karena menjadi momen bertemunya pelaku UMKM dengan para pembeli potensial sehingga jaringan pasar semakin luas.

Halaman:

Tags

Terkini

Gorengan Terbaik di Labuan Bajo Ada di Bunda Restu

Sabtu, 25 Oktober 2025 | 07:34 WIB