ragam

Kasus Berbasis Online Menimpa Banyak Anak Sekolah di Labuan Bajo, JPIC Ingatkan Para Orang Tua

Sabtu, 19 Agustus 2023 | 09:00 WIB
Koordinator JPIC SSpS Flores Barat Rumah Perlindungan Perempuan dan Anak, Suster Frederika Tanggu Hana, SSpS. Berikut ini informasi tentang kasus berbasis online menimpa banyak anak sekolah di Labuan Bajo, JPIC ingatkan para orang tua. (Foto: KLIKLABUANBAJO.ID)

KLIKLABUANBAJO.ID | Koordinator Komisi Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan atau disebut juga Justice, Peace, and Integrity of Creation (JPIC) SSpS Flores Barat Suster Frederika Tanggu Hana, SSpS, menyampaikan bahwa saat ini di Labuan Bajo tejadi kasus yang mengarah ke Kekerasan Seksual Berbasis Online(KSBO) untuk tujuan eksploitasi seksual kepada anak-anak.

Dia mengingatkan para orang tua agar selalu mengawasi anak-anaknya dalam bermedia sosial.

Baca Juga: Di Nagekeo Tim Dayung Jelajah Nusantara Flores Sea Kayak Expedition Disambut Hangat oleh Bupati

Dijelaskannya, kasus berbasis online yang menimpa banyak anak di Labuan Bajo itu bermula dari Media Sosial (Medsos).

Sampai Bulan Agustus 2023 ini kata dia, ada 8 orang anak yang mengaku ditimpa kasus tersebut namun dari penelusuran JPIC Flores Barat ternyata jumlah anak usia sekolah yang tertimpa persoalan itu cukup banyak, terutama di Labuan Bajo.

Baca Juga: Tiba di Labuan Bajo Kapolri Tinjau Kesiapan AMMTC

"Selain delapan orang anak itu ternyata cukup banyak anak-anak lain yang mengalami hal yang sama tetapi mereka malu untuk menyampaikan itu," kata Suster Rita, sapaan akrabnya, Kamis (17/8/2023) saat ditemui di tempat tugasnya Rumah Perlindungan Perempuan dan Anak di Labuan Bajo.

Dia menambahkan, kebanyakan kasus itu menimpa anak-anak yang baru masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Baca Juga: 10 Menteri Negara ASEAN Beserta Delegasi akan Mengikuti AMMTC ke-17 di Labuan Bajo

Suster Rita mengingatkan para orang tua agar selalu mengawasi anak-anaknya dalam bermedia sosial agar tidak terjebak dalam persoalan yang tidak diinginkan.

Sebelumnya dia menyampaikan bahwa
modus dari pelaku adalah mencari korban melalui media sosial, lalu berteman dengan korban di media sosial itu.

Selanjutnya pelaku mengirim pesan kepada korban.

Baca Juga: Kapolres Mabar Ajak Masyarakat Dukung Kegiatan AMMTC di Labuan Bajo

"Pelaku mengirim pesan kepada korban lewat media sosial," kata Suster Rita.

Suster Rita menuturkan, para korban umumnya adalah anak-anak perempuan, bahkan yang masih usia sekolah menengah pertama.

Halaman:

Tags

Terkini