KLIKLABUANBAJO.ID -- Berbagai elemen masyarakat pemerhati masalah Perdagangan Orang berkumpul di Aula Hotel Harper Kota Kupang Kamis (27/07/2023).
Diskusi masalah perdagangan orang itu berlangsung sekitar 1,5 jam itu dipandu oleh Mulyadi, Project Manager Migrant Care Jakarta.
Beberapa pembicara mengangkat masalah perdagangan orang di NTT, antara lain Suster Laurentia Suharsih SDP dari JPIC Divina Prudentia Kupang, Wahyu Susilo dari Migrant Care.
Baca Juga: Artis Tertarik dengan Sepatu Unik Hasil Inovasi dari Bahan Bekas yang Dibuat 2 Orang Kakak Beradik
Kepala BP3MI Kupang, Pendeta Emmy Sahertian dari Komunitas Hanaf Kupang dan dihadiri pada pemerhati masalah perdagangan orang di NTT.
Ada begitu banyak masalah yang terungkap di dalam diskusi, dan mengungkapkan betapa persoalan perdagangan orang di NTT masih tinggi.
Satu di antara masalah itu yakni masih kurangnya perhatian pemerintah terhadap para korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di NTT.
Baca Juga: Modal Rp100 Ribu, Kini Omzet Kakak Beradik ini Rp10 Juta Sebulan dengan Olah Bahan Bekas jadi Sepatu
Korban demi korban berjatuhan setiap tahun. Jumlahnya pun tidak memperlihatkan tren penurunan.
Terungkap dalam diskusi, bahwa para korban TPPO terbanyak yang bekerja di sektor Malaysia dan masuk ke sana secara ilegal atau inprosedural.
Masalah kemiskinan dan lemahnya pendidikan juga salah satu masalah yang disorot. Juga mempertanyakan manfaat penggunaan dana desa bagi terciptanya lapangan pekerjaan di desa.
Baca Juga: Dua Orang Kakak Beradik ini 'Sulap' Bahan Bekas jadi Sepatu Unik, Dapat Apresiasi dari Menparekraf
Forum diskusikan menggugat, andai dana desa mampu menciptakan pekerjaan bagi masyarakat, maka masyarakat tidak akan mencari nafkah di luar negeri.
Begitu berartinya Malaysia sebagai tempat bergantung pekerjaan mencari nafkah, sebagian orang NTT bahkan menyebut Malaysia itu rumah kedua mereka.
Artikel Terkait
HIV/AIDS di Mabar, Kontrol Rutin Pekerja Hiburan Malam Dihentikan Sementara Akibat Covid-19
Astaga, Pekerja Proyek KSPN Labuan Bajo Digigit Komodo di Loh Buaya
Pengemudi Ojek Online Bisa Menjadi Peserta BPJS Ketenagakerjaan, Para Pekerja Informal Masuk Program itu