Tempat Terkeren di NTT, Cahaya Lampu di Australia Bisa Dilihat pada Malam Hari Saat Cuaca Cerah

photo author
- Kamis, 10 November 2022 | 16:05 WIB
Tempat terkeren di NTT, cahaya lampu di Australia bisa dilihat pada malam hari saat cuaca cerah. (Foto: tangkapan layar YouTube BBKSDA NTT.)
Tempat terkeren di NTT, cahaya lampu di Australia bisa dilihat pada malam hari saat cuaca cerah. (Foto: tangkapan layar YouTube BBKSDA NTT.)

Potensi ekowisata pada kawasan ini terdapat pada atraksi alam, budaya masyarakat sekitarnya, dan kegiatan konservasi penyu.

TWA Menipo yang terdiri dari dua daratan terpisahkan oleh muara sungai dan seolah-olah terlihat menyatu saat air surut, juga merupakan habitat satwa prioritas Kakatua Putih Kecil Jambul Kuning.

Baca Juga: Aksi Demonstrasi di Labuan Bajo Kritisi Kebijakan NJOP

Sand dune (bukit pasir) yang terbentuk akibat terpaan angin adalah daya tarik tersendiri, menghadirkan suasana padang pasir di kawasan pesisir selatan Pulau Timor.

Selain merupakan habitat bagi rusa Timor dan tempat bertelurnya penyu, TWA Menipo juga menyimpan potensi keindahan alam yang cukup tinggi berupa panorama alam pantai dengan pasir putih yang dapat memberikan peranan dan manfaat bagi kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan pariwisata.

Terletak di Desa Enoraen, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang, TWA Menipo dapat ditempuh sekitar 3-4 jam dari Kota Kupang.

Baca Juga: Bila Ingin Mendaki ke Puncak Gunung Terbaik di Flores NTT, ini Jalur Tepat yang Bisa Dilalui

Luas kawasan ini adalah 2449,50 Ha yang terdiri atas daratan di Pulau Timor bagian selatan, perairan selat, dan Pulau Menipo (571,80Ha). Meski seolah-olah terpisah selat sejauh 170-300 m, Pulau Menipo masih merupakan bagian dari Pulau Timor.

Letak geografis TWA Menipo adalah 124°07’-124°14’ Bujur Timur dan 10°08’-10°11’ Lintang Selatan. Konturnya datar dengan ketinggian maksimum 40mdpl dan kelerengan 0-8%. Jenis tanahnya adalah aluvial dan kambisol eturik. Termasuk ke dalam iklim kering (semi arid) dan tingkat kelembaban udara rendah, rerata curah hujannya berkisar 185,33 – 191,875 mm/tahun.

TWA Menipo tersusun atas ekosistem savana, hutan pantai, dan hutan mangrove. Dengan luas 246 Ha, ekosistem savana didominasi oleh jenis lontar (Borrassus flabelifer), asam (Tamarindus indica), kesambi (Schleichera oleosa), dan waru (Hibiscus tiliacius). Berfungsi sebagai wind barrier alami, vegetasi cemara (Casuarina equisetifolia) tumbuh pada hutan pantai.

Baca Juga: Ada Ancaman Serius di Labuan Bajo, ini yang Diungkap oleh Salah Satu Tokoh Setempat

Hutan mangrovenya didominasi oleh jenis Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Ceripos tagal, Bruguiera conyugata dan Bruguiera exaristata, serta komponen tambahan berupa daun kacang (Ipomea pes-capraee) dan gulung-gulung (Spinifex littoreus).

Masyarakat di Desa Enoraen dan Pakubaun memiliki kearifan lokal terhadap keberadaan hutan, yaitu adanya larangan penebangan mangrove dan perusakan terumbu karang, serta untuk senantiasa menjaga lingkungan.

Baca Juga: Inspiratif, Mereka Mengubah Lahan Gersang 10 Hektar Menjadi Hutan dan Kini Muncul Mata Air

Buaya (Crocodylus porosus) terkadang dapat ditemukan pada perairan selat hingga ujung pulau. Buaya betina bertelur di area hutan mangrove sehingga anak-anak buaya kadang ditemui pada hutan mangrove di pinggir pulau.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Sumber: bbksdantt.menlhk.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bajo Dance Festival 2025 Disambut Hangat Warga

Rabu, 22 Oktober 2025 | 17:01 WIB

1.731 Wisatawan Mancanegara Kunjung GBC Labuan Bajo

Jumat, 10 Oktober 2025 | 06:39 WIB

Wisatawan Peminat Burung Meningkat di Labuan Bajo

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 16:17 WIB

1.345 Wisman Berkunjung ke GBC Labuan Bajo

Senin, 11 Agustus 2025 | 07:39 WIB

Terpopuler

X