Bang Dil menjelaskan Penyu merupakan hewan tua, bahkan setua Dinosaurus. Usianya panjang.
Baca Juga: Pasar Tematik Wisata di Labuan Bajo Rp 75 M
"Namun populasi penyu semakin berkurang karena banyaknya kegiatan perburuan telur dan daging penyu," kata Bang Dil.
Bang Dil mengisahkan awal mula lahirnya gerakan konservasi Penyu di desanya. Hal itu berangkat dari kesadaran bahwa wilayah itu di masa lalu menjadi tempat bertelurnya Penyu.
Karena keterbatasan masyarakat dalam memahami pentingnya kehidupan Penyu (ketidaktahuan), maka terjadilah eksploitasi pada daging dan telur Penyu.
Baca Juga: Pembangunan Sentra Industri Kecil di Labuan Bajo Diusulkan ke Pusat
Daging Penyu yang enak, dan telurnya yang lezat menjadi bahan konsumsi masyarakat pesisir. Bahkan diperjualbelikan.
Hadirnya Pokmaswas dan pemuda peduli konservasi hadir di desa Nanga Bere 2016, eksploitasi Penyu mulai dikurangi.
"Bukan pekerjaan mudah untuk mengubah apa yang menjadi sebuah kebiasaan di masyarakat," kata Bang Dil.
Baca Juga: Kursus Gratis Bahasa Inggris, Persiapkan Keterampilan Berbahasa Anak di Desa Wisata Cunca Wulang
Namun dengan upaya pendekatan tak kenal lelah, pelan-pelan memahami pentingnya melestarikan Penyu.
"Bahkan beberapa masyarakat mulai melibatkan diri dalam proses kegiatan mulia ini," kata Bang Dil. ***
--
Artikel Terkait
Pasar Tematik Wisata di Labuan Bajo Rp 75 M
Ada yang Baru untuk Pasar Lembor di Mabar NTT
Pasar Kerajinan Lokal, Songke Banjiri Desa Wisata Cunca Wulang Tiap Kamis dalam Pekan
Selamatkan Spesies Penyu dari Kepunahan, Pokmaswas Nanga Bere Gencarkan Penangkaran Tukik