KLIKLABUANBAJO.ID -- Albina Yasti Endang, pendamping anak-anak Sekolah Minggu di Gereja Katolik Stasi Santo Fransiskus Warsawe, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng, NTT membuka kursus bahasa Inggris secara gratis bagi anak-anak Desa Wisata Cunca Wulang.
Kegiatan Kursus Bahasa Inggris gratis bagi anak di Desa Wisata Cunca Wulang itu dilakukan setiap Sabtu sore dalam pekan.
"Daripada anak-anak bermain tidak jelas, lebih baik kita dampingi mereka melatih berbahasa Inggris," cerita Endang Minggu (3/7/2022).
Baca Juga: Waspadai Licin, Ruas Jalan Warsawe-Golo Menes sedang Diperbaiki
Endang mengungkapkan empat alasan ia membuka kursus gratis bahasa Inggris untuk anak-anak di Desa Wisata Cunca Wulang.
1. Cunca Wulang Desa Wisata
Cunca Wulang telah menjadi salah satu spot wisata dunia, dan ramai dikunjungi para wisatawan, baik lokal, Nusantara bahkan wisatawan asing.
Cunca Wulang satu di antara lima spot wisata favorit bagi wisatawan yang datang ke Labuan Bajo setelah Padar, Komodo, Batu Cermin dan Gua Rangko.
Baca Juga: Belum Terbuka untuk Wisatawan, Pintu Masuk Gua Batu Cermin Rusak
Wisatawan setiap hari datang ke desa dan bertemu dengan anak-anak. Kemampuan berbahasa Inggris tentu diperlukan, meski pun hanya sekedar untuk menyapa selamat datang kepada wisatawan yang datang.
Ada tantangan yang dihadapi, terkait minat anak mengikuti kursus bahasa inggris sangat minim. Namun itu tidak menjadi alasannya untuk berhenti. Ia tetap meluangkan waktu bagi anak-anak yang mau belajar.
2. Sebagai Ruang Belajar
Setelah anak-anak keluar dari sekolah, kebanyakan tidak ada aktivitas belajar. Anak-anak lebih memilih membuang waktu dengan bermain.
Dengan kursus Bahasa Inggris itu, anak-anak bisa meluangkan meski hanya satu jam setiap Minggu untuk belajar Bahasa Inggris.
Baca Juga: Menakjubkan, Ada Sungai Bawah Tanah di Cunca Wulang Mabar
Kursus bahasa Inggris itu juga untuk memperkuat ingatan anak akan pelajaran bahasa Inggris yang mungkin mereka dapatkan di ruang kelas bersama guru.
3. Implementasi Tahun Pariwisata Holistik
Kursus gratis itu sebagai bagian dari gerakan untuk mengimplementasikan Gerakan Gereja Keuskupan Ruteng yang menetapkan 2022 sebagai Tahun Pastoral Pariwisata Holistik.
Dengan penetapan itu, setiap agen Pastoral dari level keuskupan, Paroki, Stasi dan kelompok umat basis (KUB) mempunyai tanggung jawab yang sama menebarkan semangat itu.