Serangan Fajar Pemilu, 72 Persen Pemilih Mengaku Menerima Politik Uang

photo author
- Kamis, 20 Juli 2023 | 21:34 WIB
Serangan fajar Pemilu, 72 persen pemilih mengaku menerima politik uang. (Foto: tangkapan layar video YouTube humasnewsbnn)
Serangan fajar Pemilu, 72 persen pemilih mengaku menerima politik uang. (Foto: tangkapan layar video YouTube humasnewsbnn)

KLIKLABUANBAJO.ID | Praktik-praktik politik uang masih acap mewarnai perjuangan oknum peserta pemilu sebagai cara instan untuk membeli kemenangan agar lolos ke kursi parlemen atau menjadi orang nomor satu di daerahnya.

Hasil kajian Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkapkan, praktik politik uang telah begitu membudaya dan mengonstruksi proses demokrasi di tanah air.

Baca Juga: Jus Anggir Produk Ekonomi Kreatif Kuliner dari SMKN, Minuman dari Buah Jeruk Purut

Seturut hal itulah, berdasarkan hasil kajian Komisi Pemberantasan Korupsi pada 2018, soal politik uang, diketahui bahwa 72 persen pemilih mengaku menerima politik uang, dilansir dari Indonesia.go.id.

Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK Wawan Wardiana berujar, “Politik uang yang dikenal juga sebagai "serangan fajar" menjadi sumber masalah sektor politik dan berujung kepada tindak pidana yaitu terjadinya korupsi.

Baca Juga: Pinisi Pertama Hadir di Danau Toba, Menawarkan Paket Wisata Berkeliling serta Bermalam di Atas Kapal

Oleh sebab itu, lembaga antirasuah tersebut pada 14 Juli 2023 mencanangkan kampanye "Hajar Serangan Fajar" untuk menghadapi Pemilu 2024. Kampanye ini sebagai seruan kepada seluruh lapisan masyarakat terutama yang akan menjadi bagian dari Pemilu 2024 untuk menolak, menghindari, dan membentengi diri dari godaan politik uang dalam kontestasi pesta demokrasi.

KPK meyakini, pemilu merupakan hajatan demokrasi milik rakyat Indonesia. Demokrasi merupakan kedaulatan rakyat dan suara rakyat adalah suara Tuhan. Oleh karenanya, melalui pemilu, bangsa ini akan menentukan arah nasibnya untuk lima tahun ke depan.

Baca Juga: Babak Baru Ikan Pindang, Salah Satu Bentuk Hilirisasi

Alhasil, kampanye pemilu jujur, bersih, dan adil ini merupakan pendekatan kebudayaan yang bagus sebagai antisipasi terhadap kejahatan pemilu seperti politik uang. Pihak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sendiri menyebutkan, titik kerawanan politik uang sudah terjadi sejak fase kampanye, pencalonan, masa pemungutan hingga perhitungan suara.

Hasil kajian KPK di 2018, terkait potensi korupsi pada pemilu ditemukan fakta bahwa sebanyak 95 persen pemilih menjatuhkan pilihan kepada peserta pemilu lebih kepada faktor banyaknya uang yang dimiliki, 72,4 persen karena aktivitasnya di media sosial (medsos), dan 69,6 persen lantaran popularitasnya. Sejak 15 tahun terakhir, kontestan peserta pemilu banyak memilih berkampanye dan "memasarkan" visi-misi mereka lewat medsos. Selain memiliki jangkauan lebih luas, berkampanye di dunia maya tentu jauh lebih terjangkau.

Baca Juga: Mendorong Penguatan Pelaku Ekonomi Kreatif di Kabupaten Toba

Apalagi masyarakat Indonesia sudah sangat melek internet. Melansir data hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) di akhir 2022, ada sebanyak 215.626.156 orang Indonesia memakai internet di kehidupan sehari-harinya. Artinya, ada sekitar 78,19 persen dari total 275.773.901 penduduk Indonesia adalah pengguna jasa internet yang didominasi oleh usia 18--34 tahun atau masuk dalam jajaran para pemilih muda. Anggota KPU August Mellaz seperti diberitakan Antara menyebutkan, ada sebanyak 107 juta orang dikategorikan sebagai pemilih muda atau dengan rentang usia 17--40 tahun.

Baca Juga: Aplikasi untuk Konten Kreator Diluncurkan, Kemenparekraf Dukung Penuh

Bertolak pada hal itu, Kementerian Kominfo yang turut digandeng oleh lembaga antirasuah menyambut baik kampanye "Hajar Serangan Fajar" tersebut. Bahkan seperti dinyatakan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Usman Kansong, pihaknya akan mengerahkan seluruh kanal informasi yang dimiliki.

"Kita akan kerahkan videotron seluruh kementerian/lembaga/ pemerintah daerah. Kita akan bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi untuk mengirimkan pesan Whatsapp blast kepada masyarakat, sehingga kita bisa mengampanyekan dengan masif ke seluruh masyarakat di pelosok Indonesia," kata Dirjen IKP.

Baca Juga: Festival Kembali Digelar di Labuan Bajo, Pilot Project untuk Pengembangan Ekosistem Event

Semua itu dilakukan demi tetap tegaknya demokrasi dan mewujudkan pesta demokrasi lima tahunan yang jujur, bersih, dan adil serta tanpa embel-embel politik uang.

Indonesia akan kembali menggelar pemilihan umum pada tahun 2024 sebagai pesta demokrasi lima tahunan. Menariknya, selain memilih wakil rakyat untuk duduk di parlemen pusat dan daerah atau dikenal sebagai pemilihan legislatif (pileg) serta memilih presiden dan wakil presiden (pilpres) untuk memimpin bangsa lima tahun berikutnya, di 2024 juga digelar pemilihan kepala daerah (pilkada).

Baca Juga: Valentino Rossi ke Labuan Bajo Setelah Jorge Lorenzo, Destinasi NTT Dikunjungi 2 Orang itu di Waktu Lalu

Ada sebanyak 271 daerah menggelar pilkada, terdiri atas 24 provinsi mengadakan pemilihan gubernur-wakil gubernur, 56 kota memilih wali kota-wakil wali kota, dan 115 kabupaten melakukan pemilihan bupati-wakil bupati.

Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebutkan, terdapat 205.853.518 orang penduduk Indonesia tercatat dalam daftar pemilih sementara (DPS) di Pemilu 2024.

Baca Juga: Camat di NTT ini Gelar Rapat di Tengah Sawah Bahas Persiapan HUT RI, Lalu Makan Bersama Pakai Daun Pisang

Mereka tersebar di 514 kabupaten/kota, 7.277 kecamatan, 83.860 kelurahan/desa, dan siap memadati 823.287 lokasi tempat pemungutan suara baik yang terdapat di dalam negeri atau di luar negeri dan suara mereka akan diperebutkan oleh ribuan peserta pileg, dan para kontestan pilpres serta pilkada dalam pesta demokrasi serentak terbesar sepanjang sejarah pemilu di tanah air.***

Baca Juga: Mendorong Milenial dan Gen-Z Berkolaborasi Mengembangkan Ide Usaha

Baca Juga: Ini yang Dibutuhkan Saat ini di Kampung Adat Waerebo Flores NTT

Baca Juga: Jailolo di Halmahera Barat, Kota Teluk Dipenuhi Keindahan yang Makin Semarak saat Festival Berlangsung

Baca Juga: Piala Presiden Esports 2023, Hadirkan 2 Game Lokal dan Mempertandingkan 2 Game Populer Mancanegara

Baca Juga: Kejayaan Gasing, Permainan Tradisional yang Sempat Redup Tetapi Kini Mulai Tumbuh Kembali

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Sumber: Indonesia.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Edi-Weng Lanjutkan Pembangunan Jalan

Rabu, 13 November 2024 | 17:04 WIB

Edistasius Endi: Jangan Malu jadi Anak Orang Kampung

Senin, 21 Oktober 2024 | 07:15 WIB

Debat Paslon Pilkada Mabar Berlangsung Dua Kali

Jumat, 11 Oktober 2024 | 16:00 WIB

Terpopuler

X