KLIKLABUANBAJO.ID -- Wisata budaya yang unik di Labuan Bajo, NTT setelah tiga hari pengantin baru menikah dipingit atau bulan madu. Kedua mempelai dibawa mandi langsung di mata air.
Ritus ini dikenal dengan nama upacara Wau Wae, atau turun ke mata air untuk mandi. Pasangan yang baru saja menikah setelah tiga hari dipingit dalam rumah, mandi di mata air kampung.
Tetua masyarakat Warsawe Yusuf Dan saat memimpin ritus Wau Wae pasangan Lalong dan Sari di Kampung Warsawe Senin (26/9/2022) mengungkapkan tradisi warisan perlu dijaga.
"Ini warisan orang tua, kita mengikuti apa yang mereka buat dulu," ujar Yusuf.
Yusuf dengan sebuah parang membelah kelapa yang sudah dikupas. Dua belahan kelapa itu didoakan, kemudian dilempar di sekitar mata air.
Ada dua kemungkinan, kepala terbuka ke atas atau telungkup. Jika belahan kelapa terbuka ke atas, diyakini keturunannya akan berjenis kelamin perempuan.
Sementara jika belahan kelapa itu saat dilempar, dan posisinya telungkup saat tiba di tanah, maka diyakini masyarakat akan berjenis kelamin lelaki.
"Perempuan atau laki-laki, sama saja. Anugerah Tuhan semua," ujar Oma Sonde di sela kegiatan.
Yoseph Bensuin salah satu orang tua yang menghadiri upacara Wau Wae itu menjelaskan, Wau Wae bertujuan mendoakan kesuburan bagi kedua mempelai.
Baca Juga: Ditemukan Fosil Kerang Laut Dekat Gua di Daratan Pulau Bunga NTT Berusia 150 Juta Tahun
Seperti buah kelapa ketika berada di tandannya, satu tandan banyak buah. Itu juga yang diharapakan keluarga dari dua pengantin baru, agar melahirkan keturunan yang banyak.
Anak-anak berada di samping kedua orang tuanya, akan tampak seperti banyaknya kelapa dalam satu tandan.