spirit-dan-inspirasi

Kuliner Tradisional NTT Perlu Digali dan Dihidupkan Menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Senin, 14 Agustus 2023 | 07:54 WIB
Pembukaan semiloka transformasi sistem pangan yang berbasis budaya, berkeadilan dan berkelanjutan. Kuliner tradisional NTT perlu digali dan dihidupkan menjadi warisan dunia tak benda Indonesia. (Foto: KLIKLABUANBAJO.ID)

KLIKLABUANBAJO.ID | Dunia kuliner tradisional di setiap kabupaten dan kota dalam wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) perlu digali dan dihidupkan lagi agar bisa menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.

Demikian yang disampaikan oleh Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVI NTT Kementerian Pendididikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi I Made Dharma Suteja.

Baca Juga: Penjelajah Flores Sea Kayak Expedition Besok Tiba di Riung, Lusa di Mbay Sekaligus Recovery

"Kuliner ini perlu digali dan dihidupkan. Bagaimana mengelola makanan tradisional. Sei sudah menjadi warisan tak benda Indonesia," kata Made di Hotel Laprima Labuan Bajo, Minggu (13/8/2023) malam.

Dalam pembukaan semiloka transformasi sistem pangan yang berbasis budaya, berkeadilan dan berkelanjutan malam itu, dia menjelaskan selain kuliner seperti Sei, ada sejumlah WBTB Indonesia yang berasal dari NTT yang berkaitan dengan budaya, alat musik tradisional, tarian khas, dan beberapa lainnya.

Baca Juga: Di Labuan Bajo Mulai Muncul Kasus yang Mengarah ke Kekerasan Seksual Berbasis Online

Kepada wartawan dia menjelaskan bahwa NTT memiliki ciri pangan yang khas, antara lain jagung, umbi-umbian serta pangan yang memiliki kaitan budaya yang sering disajikan dalam upacara-upacara adat atau sehari-hari.

Semiloka itu kata dia merupakan salah satu upaya untuk menemukan potensi lain di NTT agar bisa menjadi warisan budaya tak benda Indonesia asal NTT.

 Baca Juga: Menparekraf Kagum dengan Desa Wisata Kebangsaan Wonorejo di Situbondo Jatim

Dia mengakui beberapa warisan budaya tak benda Indonesia asal NTT belum banyak diketahui oleh masyarakat sehingga sosialisasi dalam bentuk semiloka merupakan salah satu langkah awal yang dilakukan.

Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) Aloysius Lahi, mengatakan saat ini banyak pangan lokal di Mabar khususnya dan Manggarai Raya umumnya yang mulai hilang.

Baca Juga: Diskusi Publik TPPO Digelar SMSI Mabar dan Polsek Lembor, JPIC Ungkap Kasus Berbasis Online Dialami Anak

"Dulu di zaman orang tua kita masih buat, sekarang banyak yang tidak ada lagi. Ini tantangan bagi kita," kata Aloysius.

Menurutnya pangan-pangan lokal kini harus dihidupkan lagi dan butuh peran banyak pihak.

Baca Juga: Ayo Nikmati Pesona Wisata Alam Gua Rangko di Kota Super Premium Labuan Bajo NTT

Halaman:

Tags

Terkini

Menggali 'Emas' di Warloka Pesisir di HPN 2025

Minggu, 9 Februari 2025 | 15:02 WIB