Ada yang tiba lebih awal di Wae Rebo namun banyak juga yang tiba belakangan.
Masing-masing peserta mulai berangkat sekitar pukul 14.00 Wita hingga pukul 16.00 Wita dari Denge menggunakan jasa sepeda motor ojek sampai di pos. Dari pos tersebut harus berjalan kaki menuju Wae Rebo.
Ada peserta yang menempuh perjalanan 2 jam untuk bisa sampai di Wae Rebo namun ada yang sampai 3 jam. Beberapa di antaranya hanya membutuhkan waktu 1 jam 30 menit.
Seremoni masuk ke kampung terkenal itu dilakukan sesuai petunjuk.
Peserta jelajah, inap di dua rumah di kampung adat Wae Rebo. Bangunan berkonstruksi rumah adat Manggarai itu sungguh memberi pesona mengagumkan.
Berbeda dengan suasana di kampung lainnya, Wae Rebo memiliki karakter yang kuat. Tak ada jalan raya untuk dilewati kendaraan, tidak ada sinyal untuk menelpon, tak ada listrik kecuali mesin genset untuk menerangi malam sampai sekitar pukul 22.00 Wita, membuat destinasi ini memberi tantangan tersendiri bagi wisatawan.
Jumat malam itu, walaupun mesin genset untuk menerangi rumah-rumah di Wae Rebo padam sekitar pukul 22.00 Wita, namun cahaya rembulan yang menerangi kampung itu setia hingga hampir di penghujung malam.
Rembulan yang membunuh gelapnya malam, menambah sempurnanya suasana di Wae Rebo yang sepi di pertengahan malam namun sangat berkesan.