KLIKLABUANBAJO.ID| Legenda tentang Watu Ata bukan sekedar kisah masa silam yang dituturkan turun temurun tetapi juga disertai bukti yang kini masih utuh dan dijaga dengan baik oleh warga sekitar.
Keberadaan bukti dari legenda Watu Ata itu belum diketahui banyak orang, seperti masih tersembunyi di sebuah kampung kecil di Desa Golo Lidi, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Bukti dari legenda tentang Watu Ata itu berupa batu yang bentuknya khas, menjadi jejak dari kisah masa silam yang perlu dilestarikan secara baik.
"Saya suka dengan tempat-tempat yang ada kaitannya dengan kisah masa lampau. Sudah banyak tempat yang saya kunjungi bersama teman-teman. Semoga satu saat kami bisa berkunjung ke Watu Ata, melihat langsung batu itu dan sebenarnya ingin berwisata ke kampung-kampung," kata salah satu wisatawan domestik asal Jakarta, Cicylia, saat berwisata ke Labuan Bajo.
Tentang Watu Ata, dikisahkan bahwa batu itu awal mulanya adalah manusia.
Sepasang suami isteri dan satu orang anak mereka, berubah jadi batu, bahkan barang bawaan mereka juga ikut berubah menjadi batu.
Saat ini batu itu masih utuh, berada di Kampung Watu Ata, Desa Golo Lidi, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Nama kampung itu diambil dari sejarah keberadaan batu itu, dengan menggunakan bahasa daerah setempat yaitu Kampung Watu Ata, secara umum artinya manusia atau orang yang berubah jadi batu.
Cerita rakyat tentang Watu Ata itu dikisahkan turun temurun hingga saat ini.
Menurut warga setempat, keberadaan batu itu erat kaitannya dengan salah satu lokasi air panas yang letaknya cukup jauh dari kampung tersebut.
Baca Juga: Nagita Slavina Bongkar Rahasianya Bersama Rafi Ahmad Berkaitan dengan Hal Berikut ini
Secara garis besar, begini yang pernah dituturkan warga di kampung itu tentang kisah Watu Ata.
Hujan deras disertai angin kencang dan petir bertubi-tubi berlangsung selama satu minggu.
Peristiwa ini terjadi pada masa lampau.