KLIKLABUANBAJO.ID -- Elie Wiesel, itu namanya. Ia seorang Yahudi, tetapi secara kelahiran, ia anak Rumania.
Pada tahun 1960, ia menulis sebuah karya dengan judul: Malam.
Malam merupakan karya non-fiksi, anak kandung dari derita dan siksa yang dialami penulis sendiri.
Elie Wiesel dan berjuta orang Yahudi mengalami derita keji, di kamp konsentrasi.
Wiesel menyebut Malam, karya gubahannya itu sebagai “masa lalu yang menembusi masa kini”.
Ia menulis Malam sebagai sebuah kewajiban moral untuk mencegah musuh menikmati kemenangan terakhirnya, dengan tidak membiarkan kejahatan masa silam dihapus dari ingatan.
Baca Juga: Proyeksi Asmara Kesehatan hingga Karir Zodiak Aquarius Kamis 27 Oktober 2022 Tetap Tenang dan Rileks
Maksud Wiesel menulis Malam adalah supaya kisah kelam dari masa silam tidak segera hilang dari ingatan.
Tujuannya bukan supaya mengulang kembali penderitaan, tetapi untuk dijadikan pelajaran bagi masa depan.
Bahwa penderitaan, siksaan dan apalagi perang, tidak pernah menjadi sahabat bagi masa depan.
Baca Juga: Rafi Ahmad Berikan Nasihat Bijak dan Menyejukan kepada Baim Wong, Nagita Slavina Sampaikan 3 Hal
Wiesel menggambarkan betapa muramnya hidup selama mendekam di kamp konsentrasi. Hidup di bawah bayang tekanan, laksana malam yang hilang terang.
Tak ada cahaya, kata pun tiada. Tak bisa berbuat apa-apa, selain menerima siksa. Para serdadu nazi bertindak sesuka hati.
Artikel Terkait
Puisi Ista Meo, Aku Diam
Puisi Malam Minggu
Cemas Yang Nyata, Puisi Ista Meo
PUISI UNTUK PUISI
Sudahkah Kau Mencintaiku, Sebuah Puisi