Baca Juga: Reses di Golo Mori, Hasan Terima Keluhan Kesulitan Anak Sekolah Seberangi Sungai Tanpa Jembatan
Baca Juga: Anggota DPR RI Julie Sutrisno Laiskodat Ingatkan untuk Waspada Pinjol Ilegal
Ia pun mengulurkan tangannya dan sembuhlah seketika. Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
2. Renungan Singkat Bacaan
Dua sikap yang berbeda terhadap aturan, menimbulkan pertentangan di antara mereka. Yesus menyembuhkan orang sakit, padahal menurut aturan itu salah.
Hal itu yang dituntut oleh orang Farisi kepada Yesus. Sebab menurut aturan hari Sabat, tidak boleh melakukan pekerjaan apa pun, termasuk menyembuhkan orang yang sakit.
Baca Juga: Pilkada Mabar, Ketua Gerindra: Kami Menghormati Paslon yang Ajukan Gugatan ke MK
Aturan hari Sabat ini juga mengikat Yesus, sebab Yesus juga beragama Yahudi dan berada di bawah ketaatan terhadap hukum Taurat.
Namun mengapa Yesus justru melanggar aturan Hari Sabat yang juga dijunjung tingginya itu?
Perbandingan yang diajukan Yesus kepada orang Farisi menjadi renungan penting bagi kita. Yesus menanyakan kepada mereka, manakah yang lebih penting berbuat kebaikan atau kejahatan?
Baca Juga: Edi-Weng Sampaikan Kemenangan Pilkada Mabar di Sekretariat Gerindra
Baca Juga: Servatinus Hadirkan Buku Ketiga Berjudul, Apa Kabar Labuan Bajo?
Yesus tidak secara langsung menyatakan bahwa membiarkan orang sakit menderita demi melaksanakan hari sabat adalah sebuah kejahatan.
Namun itulah poin yang mau disampaikan Yesus bahwa melayani orang sakit, merawat hidup seseorang lebih penting daripada menaati aturan hari Sabat.
Hal itu tentu saja menyinggung perasaan keagamaan orang Farisi, penjaga kemurnian hukum taurat, pemelihara hari Sabat.