Pers dan Demokrasi : Catatan Kritis Hari Pers Nasional

photo author
- Senin, 8 Februari 2021 | 13:56 WIB
IMG-20210208-WA0075
IMG-20210208-WA0075

Oleh : Sumardi | Kepala Desa Siru, Manggarai Barat Media punya andil besar dalam mengedukasi masyarakat. Karena perannya yang sangat strategis itu menempatkan media sebagai salah satu fitur demokrasi, setelah kekuasaan ekskutif, legislatif dan yudikatif. Kehadirannya dalam demokrasi sangat di butuhkan. Keberadaannya, tidak hanya sebagai sarana informasi, tapi juga mampu berperan menjadi jembatan perantara, antara rakyat dan penguasa. Lebih jauh dari itu, media bisa menjadi kekuatan penyeimbang, sehingga ada check and balances dalam menjalankan kekuasaan. Media mampu mengontrol pemimpin yang cendrung menyalahgunakan kekuasaan. Narasi kritis pers terus digemakan, ia tidak boleh gampang dibungkam kekuasaan otoritarian. Sebaliknya, media memiliki andil dalam mereduksi dan mengaburkan kebenaran di tengah masyarakat. Media yang terkooptasi kepentingan, cendrung menyajikan informasi provokatif, tidak objektif dan bahkan cendrung tendensius. Daya kritis konstruktif media seperti ini akan lumpuh, lantaran pesanan sponsor pemilik modal, yang kadang berkolaborasi dengan banyak kepentingan. Keberadaannya, akan menjadi corong kepentingan, bukan lagi menjadi media edukatif, yang mendidik dan membimbing masyarakat. Dalam pemberitaan, pelaku media mestinya memperhatikan kode etik jurnalistik. Dalam menyajikan informasi juga mesti objektif, cover both side, dengan tidak berat sebelah. Memberikan kesejukan dalam setiap pemberitaan, bukan mengompor-ngompori kondisi, yang memang sudah memanas. Kita merindukan pers yang sejuk, yang mampu menyajikan informasi yang edukatif, dengan tidak menghilangkan daya kritis. Di era industri four point zero, pers mampu menggerakan, dan memobilisasi narasi rakyat menjadi kekuatan pendobrak kekuasaan. Di ujung jemari para jurnalislah tumpuan harapan rakyat diemban, sebagai jembatan harapan agar suaranya didengar kekuasaan. Sekiranya, ini bukan menggurui. Tapi ini sekedar refleksi bersama, untuk me-refresh kembali cara berpikir kita, agar tetap on the right way, dalam mencerdaskan bangsa.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Redaksi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Komodo: Antara Konservasi dan Ekonomi

Sabtu, 10 Agustus 2024 | 07:58 WIB

Pornografi dan Pelecehan Seksual Terhadap Anak

Jumat, 24 November 2023 | 22:43 WIB

Ketika Perempuan Enggan Terjun dalam Politik

Selasa, 6 Juni 2023 | 08:04 WIB

Sistem Proporsional Tertutup Ibarat Pasar Gelap

Minggu, 4 Juni 2023 | 19:12 WIB

Opini: Cegah Politik Uang

Sabtu, 3 Juni 2023 | 17:52 WIB

Patronasi Sepak Bola di Kabupaten Ngada NTT

Selasa, 31 Januari 2023 | 04:00 WIB

Beasiswa LPDP dan Ikhtiar Membangun SDM Lokal NTT

Senin, 5 Desember 2022 | 14:43 WIB

Qui Scribit, Bis Legit

Kamis, 22 September 2022 | 17:22 WIB

Terpopuler

X