KLIKLABUANBAJO.ID -- Greysia Polii (35), mantan pemain Bulu Tangkis Indonesia, anak dari pasangan Willy Polii dan Evie Pakasi, asal Manado Sulawesi Utara, berbagi kisah perjalanan hidup hingga sukses menjadi atlet peraih medali emas cabang ganda putri Olimpiade 2020. Ia begitu mencintai badminton, usia 5 tahun sudah belajar cara memegang raket, cara memukul bola. Usia 7 tahun Grace sudah menjuarai perlombaan bulutangkis tingkat provinsi untuk level usia 10 tahun.
Beberapa waktu lalu, Greysia di undang Gita Wirjawan sebagai bintang tamu acara podcast Youtube. Saat itu lah, Greys mengisahkan perjalanan hidupnya.
Baca Juga : Curhat Greysia Polli, karena Mencintai Badminton Lupa Sekolah, Untungnya ada Kakak yang Ingatkan
“Jadi saya lahir di Jakarta pada tahun 1987. Kemudian di usia 2 tahun, saya dan Mama pindah ke Manado di karenakan Papa saya meninggal. Jadi mungkin kalau tinggal di Jakarta pada akhirnya biaya hidup dan sebagainya akan kesulitan, Mama saya memutuskan untuk bawa ke Manado. Tetapi bersyukurnya, di usia 5 tahun saya menemukan passion saya, menemukan apa yang saya suka untuk saya lakukan selama sisa hidup saya,” kata Greysia Polii, dikutip KLIKLABUANBAJO.ID dari video YouTube Gita Wirjawan.
Wanita berusia 35 tahun itu melanjutkan, Ia bersama Ibu merantau ke Jakarta saat usianya 8 tahun.
“Nah terus waktu umur 8 tahun, kelas 3 SD. Saya masih ingat banget itu, mau nauk kelas 3. Mama saya tawarkan, Kamu betul nggak mau main Bulu Tangkis?” Kalau kamu betul kita harus pergi di Jakarta,” kata Greys menirukan perkataan Ibunya.
Sejak itu, Ia bersama Ibu tinggal di Jakarta.
Greysia Polli merupakan juara bertahan Olimpiade 2020 untuk cabang ganda putri. Saat itu, Ia bermain bersama pasangannya Apriyani Rahayu. Keduanya menjadi atlet putri Indonesia ketiga dan keempat yang memenangkan medali emas dalam ajang Olimpiade setelah Susi Susanti pada 1992 dan Lilyana Natsir pada 2016. Greysia juga menjadi peraih medali emas Bulu Tangkis putri tertua pada ajang Olimpiade, dengan usia 33 tahun.
Greysia resmi gantung raket melalui acara seremonial pada 12 Juni 2022, atau 1 hari sebelum penutupan Indonesia Master 2022 di Istora Jakarta.
Artikel Terkait
Kisah Guru SD Tanam Cabai Beli Motor Harley, Awalnya karena Pendapatan Pas-Pasan Sekarang Pekerjakan 34 Orang
Tangan-Tangan Kasih Umat di Festival Golo Koe Labuan Bajo
Semarak Festival Golo Koe dari Puncak Waringin Labuan Bajo, Merdu Suara Gong dan Gendang
Waterfront City Labuan Bajo dari Puncak Waringin di Malam Hari
Frans Mon, Pengrajin Patung Berbahan Batu Kapur di Desa Wisata Cunca Wulang
Kisah Sukses Zainal, Sarjana Tamatan ITS Pulang Kampung jadi Petani Holtikultura
Uskup Ruteng Pimpin Ibadah Ekologis di DAS Nanga Nae Labuan Bajo
Bakti Sosial Gereja Keuskupan Ruteng, MGR Sipri Hormat Tanam Bambu di Sekitar DAS Nanga Nae Labuan Bajo
Pariwisata Labuan Bajo, Ini Catatan Penting Tokoh Nasional Rizal Ramli
Berikut Salah Satu Tamu Spesial di Pembukaan Festival Golo Koe Labuan Bajo
Umat Kevikepan Reo Hadiri Festival Golo Koe, Tanam Bakau di Pantai Ketentang Labuan Bajo
Bersihnya Pantai Kelumpang Labuan Bajo Usai Sampahnya Dipungut Imam dan Umat Kevikepan Borong
Umat dan Imam Kevikepan Ruteng datang ke Labuan Bajo Bersihkan Sampah di Pantai Pade
Ingin Menyaksikan Tradisi Penangkapan Ikan Paus, Silahkan Datang ke Lamalera Lembata