Cerita Pedayung DJN Lewati Selat Molo Labuan Bajo, Terbawa Pusaran Arus hingga Perahu Putar 360 Derajat

photo author
- Rabu, 11 Oktober 2023 | 08:59 WIB
Pedayung DJN saat finish di Pantai Hotel Luwansa Labuan Bajo. Cerita pedayung DJN lewati Selat Molo Labuan Bajo, terbawa pusaran arus hingga perahu putar 360 derajat.  (Foto: KLIKLABUANBAJO.ID)
Pedayung DJN saat finish di Pantai Hotel Luwansa Labuan Bajo. Cerita pedayung DJN lewati Selat Molo Labuan Bajo, terbawa pusaran arus hingga perahu putar 360 derajat. (Foto: KLIKLABUANBAJO.ID)

KLIKLABUANBAJO.ID | Tim Dayung Jelajah Nusantara (DJN) Flores Sea Kayak Expedition, sudah selesai petualangannya di laut mengeliling Pulau Flores yang dimulai 7 Agustus 2023 hingga 5 Oktober 2023 atau sekitar 2 bulan, menempuh perjalanan 1.057 kilometer.

Sebelum finish di Labuan Bajo, mereka melewati salah satu selat yang terkenal dengan arus deras di dekat Labuan Bajo yakni Selat Molo.

Derasnya pusaran arus di selat itu sering menjadi topik pembicaraan di Labuan Bajo, selama ini tidak semua orang berani melintas di tempat itu.

Baca Juga: Ikan Panggang dan Kuah Asam di 366 Lounge Labuan Bajo, Menikmatinya Bisa Sambil Karaoke

Ternyata tim DJN punya cerita tersendiri saat melintas di selat yang berada di antara Pulau Flores dengan Pulau Rinca salah satu pulau tempat hidupnya Komodo.

Ada 2 orang tim DJN yang masuk dalam pusaran di Selat Molo saat mendayung kayaknya masing-masing, membuat perahu atau kayak milik mereka berputar 360 derajat.

Kejadian itu tidak diketahui oleh semua peserta dayung karena sebagian besar sudah melewati selat tersebut.

Baca Juga: Pencarian Wisatawan China yang Hilang Ditutup, Operasi SAR Bisa Dibuka lagi Bila Ada Informasi Penemuan

Hari itu, Senin (2/10/2023). Tidak hanya peserta utama yang berjumlah 6 orang pedayung yang terlibat dalam penjelajahan jelang finish tetapi ada tambahan peserta pencinta dayung kayak yang ikut sehingga jumlah peserta bertambah.

Ketua Tim DJN Flores Sea Kayak Expedition Yoppy Rikson Saragih menuturkan, ada dua selat yang arusnya deras, yaitu Selat Molo dan Selat Gonzalo.

Selat Molo kata dia terasa berat karena sempit.

"Lebarnya itu hanya sekitar 300 meter dan di tengah-tengahnya ada batu-batu sehingga ada penyempitan. Itu arusnya kencang sekali. Kalau kondisi sedang puncak pasang, itu banyak sekali pusaran air dan arus yang sudah tidak layak untuk pakai kayak. Pusaran air itu dikhawatirkan bisa menyedot perahu walaupun tidak sampai dibawa terlalu jauh ke dalam air tetapi bisa membuat terbalik," kata Kang Yoppy, begitu dia biasa disapa.

Baca Juga: Tempat Kuliner Top di Labuan Bajo, Disiapkan Fasilitas Karaoke Kelas Premium

Disampaikannya, arus yang kencang kalau manuvernya salah maka miring sedikit bisa-bisa kayak seperti maen perosotan, ekor kayak terseret.

Itu yang membuat kayak bisa terbalik kata Kang Yoppy. Disampaikannya, kalau terbalik sebenarnya hal biasa, bisa diatasi. Tetapi bila arusnya kencang dan terbalik serta tidak sempat rolling atau membalikan kembali perahu tanpa harus keluar dari kayak, maka bisa terlepas dari kayak dan kayak bisa terbawa arus.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Servatinus Mammilianus

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menggali 'Emas' di Warloka Pesisir di HPN 2025

Minggu, 9 Februari 2025 | 15:02 WIB

Terpopuler

X