KLIKLABUANBAJO.ID| Sepasang suami isteri dan satu orang anak mereka, berubah jadi batu, bahkan barang bawaan mereka juga ikut berubah menjadi batu.
Saat ini batu itu masih utuh, berada di sebuah kampung kecil di Desa Golo Lidi, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Nama kampung itu diambil dari sejarah keberadaan batu itu, dengan menggunakan bahasa daerah setempat yaitu Kampung Watu Ata, secara umum artinya manusia atau orang yang berubah jadi batu.
Baca Juga: Air di Sungai Besar ini Mengalir Lancar lalu Hilang di Satu Tempat
Cerita rakyat tentang Watu Ata itu dikisahkan turun temurun hingga saat ini.
Menurut warga setempat, keberadaan batu itu erat kaitannya dengan salah satu lokasi air panas yang letaknya cukup jauh dari kampung tersebut.
Secara garis besar, begini yang pernah dituturkan warga di kampung itu tentang kisah Watu Ata.
Hujan deras disertai angin kencang dan petir bertubi-tubi berlangsung selama satu minggu.
Peristiwa ini terjadi pada masa lampau.
Dua unit rumah kecil berdiri seadanya di salah satu lembah subur.
Dua rumah itu letaknya berdekatan tetapi cukup jauh dari sebuah kampung kecil yang ada di sebelah bukit.
Baca Juga: Untuk Wisatawan yang Hendak ke Labuan Bajo, Perhatikan 5 Hal ini
Awalnya rumah itu hanyalah pondok petani yang berasal dari kampung kecil sebelah bukit itu.
Karena merasa betah, lama kelamaan pondok di kebun itu menjadi rumah sederhana dihuni keluarga petani yang rajin bekerja.