Baca Juga: Isi Waktu Sore Harimu dengan Menikmati Tiga Spot Wisata ini di Labuan Bajo NTT
Wisata minat khusus, demikian tagline yang dapat disematkan kepada kawasan pelestarian alam ini.
Tidak berlebihan tentunya karena selain dianugerahi keanekaragaman hayati, fenomena alam TWA Menipo adalah obyek daya tarik wisata alam yang unik dan menarik.
Potensi ekowisata pada kawasan ini terdapat pada atraksi alam, budaya masyarakat sekitarnya, dan kegiatan konservasi penyu.
Baca Juga: Bukit Cinta, Spot Wisata Paling Eksotis di Labuan Bajo NTT, Gersang Tapi Keren
TWA Menipo yang terdiri dari dua daratan terpisahkan oleh muara sungai dan seolah-olah terlihat menyatu saat air surut, juga merupakan habitat satwa prioritas Kakatua Putih Kecil Jambul Kuning.
Sand dune (bukit pasir) yang terbentuk akibat terpaan angin adalah daya tarik tersendiri, menghadirkan suasana padang pasir di kawasan pesisir selatan Pulau Timor.
Selain merupakan habitat bagi rusa Timor dan tempat bertelurnya penyu, TWA Menipo juga menyimpan potensi keindahan alam yang cukup tinggi berupa panorama alam pantai dengan pasir putih yang dapat memberikan peranan dan manfaat bagi kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan pariwisata.
Terletak di Desa Enoraen, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang, TWA Menipo dapat ditempuh sekitar 3-4 jam dari Kota Kupang.
Luas kawasan ini adalah 2449,50 Ha yang terdiri atas daratan di Pulau Timor bagian selatan, perairan selat, dan Pulau Menipo (571,80Ha). Meski seolah-olah terpisah selat sejauh 170-300 m, Pulau Menipo masih merupakan bagian dari Pulau Timor.
Letak geografis TWA Menipo adalah 124°07’-124°14’ Bujur Timur dan 10°08’-10°11’ Lintang Selatan. Konturnya datar dengan ketinggian maksimum 40mdpl dan kelerengan 0-8%. Jenis tanahnya adalah aluvial dan kambisol eturik. Termasuk ke dalam iklim kering (semi arid) dan tingkat kelembaban udara rendah, curah hujannya berkisar 185,33 – 191,875 mm/tahun.
Baca Juga: Kakatua Putih dan Rusa serta Penyu Hingga Olahraga Selancar, Tempat Terkeren di NTT
TWA Menipo tersusun atas ekosistem savana, hutan pantai, dan hutan mangrove. Dengan luas 246 Ha, ekosistem savana didominasi oleh jenis lontar (Borrassus flabelifer), asam (Tamarindus indica), kesambi (Schleichera oleosa), dan waru (Hibiscus tiliacius). Berfungsi sebagai wind barrier alami, vegetasi cemara (Casuarina equisetifolia) tumbuh pada hutan pantai.
Hutan mangrovenya didominasi oleh jenis Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Ceripos tagal, Bruguiera conyugata dan Bruguiera exaristata, serta komponen tambahan berupa daun kacang (Ipomea pes-capraee) dan gulung-gulung (Spinifex littoreus).
Artikel Terkait
Nama-Nama Bandara yang Beroperasi untuk Penempatan Pesawat VVIP G20
Senandung Rindu di Kafe Terbaik ini Mengantar Imajinasi ke Masa Lalu, Lokasi Santai di Kupang NTT
Berikut 17 Gunung Berapi Aktif yang Ada di Nusa Tenggara Timur beserta Ketinggiannya, Tertinggi Gunung Ranaka
Wah, Pasangan Asmara yang Tiba di Puncak Gunung ini akan Langgeng Selamanya, Jangan Main-Main
Gelar Pahlawan Nasional Diberikan kepada Lima Tokoh Bangsa, Berikut ini Nama-Namanya
Sungai Terbaik di NTT ini Terdapat 6 Air Terjun dengan Pesona yang Memanjakan Mata
Unik dan Masih Misteri Bagi Masyarakat, Danau Asin Melebihi Air Laut di Pulau Sukun Flores NTT
Ritual Potong Kambing dan Ayam di Danau Semparong Sikka, Beri Makan Kepada Penunggu Telaga
Kolam di Atas Awan, Pesona Alam di NTT yang Menakjubkan
Bila Ingin Mendaki ke Puncak Gunung Terbaik di Flores NTT, ini Jalur Tepat yang Bisa Dilalui
Rombengan, Pakaian Ramah Kantong Para Petani di Flores
Ada Ancaman Serius di Labuan Bajo, ini yang Diungkap oleh Salah Satu Tokoh Setempat
Inspiratif, Mereka Mengubah Lahan Gersang 10 Hektar Menjadi Hutan dan Kini Muncul Mata Air
Banyak Orang Kagum dengan Desa Unik ini, Semua Perempuannya Berambut Panjang
Mengenal Hutan Buatan Terbaik di NTT yang Dulunya Lahan Gersang Tetapi Kini Muncul Mata Air dan Kolam