Kisah Inspiratif Mantan Satpam Bahkan Sempat Ngojek Kini jadi Doktor Tamatan IPB

photo author
- Kamis, 22 September 2022 | 18:15 WIB
Hudi Santoso, mantan satpam, sempat ngojek kini jadi doktor (ipb.ac.id)
Hudi Santoso, mantan satpam, sempat ngojek kini jadi doktor (ipb.ac.id)

JLIKLABUANBAJO.ID --- Hasil tidak akan mengkhianati proses. Kalimat itu sangat cocok disandingkan dengan kisah perjuangan Hudi Santoso, seorang mantan satpam yang kini meraih gelar doktor.

Semangatnya untuk melanjutkan pendidikan tidak sia-sia. Pada 28 Maret 2022, gelar doktor ia peroleh usai menjalani Sidang Terbuka Promosi Doktor di IPB Bogor, Jawa Barat.

Kisah Husdi sungguh memberi inpiratif. 

Baca Juga: Sisi Lain Gua Rangko di Labuan Bajo, Akses Jalan Bagi Sebagian Warga Tanjung Boleng Masih Buruk

Untuk meraih gelar doktor, bukan perkara mudah bagi Kusni. Banyak tantangan yang harus ia lewati. Namun semua itu bisa dilewati berkat kegigihannya.

Dikutip KLIKLABUANBAJO.ID  dari berita Pikiran Rakyat.com berjudul "Kisah Hudi Santoso: 4 Tahun Lalu Jadi Satpam di IPB, Kini Raih Gelar Doktor Lewat Disertasi Desa Wisata"

Hudi dalam keterangannya menyampaikan

"Sempat ngojek juga di kampus (IPB). Dari situ saya berpikir kalau begini terus, hidup saya stagnan, gak ada perubahan. Alhamdulillah, diberi kemudahan. Masuk diploma, lanjut S1 di UNS Solo, kemudian lanjut lagi magister hingga doktor di IPB," kata Hudi Selasa, 29 Maret 2022, dikutip dari pikiranrakyat.com.

Mengintip isi disertasi milik Hudi Santoso, dia menjelaskan bahwa Kabupaten Bogor memiliki potensi desa wisata yang sangat besar. Dari 42 desa yang berpotensi, 25 di antaranya sudah aktif sebagai desa wisata.

Akan tetapi, Hudi menilai dari segi pengelolaanya desa wisata itu dirasa belum optimal, terutama jika melihat potensi yang dimiliki.

Baca Juga: Inisiatif Hyperlocal Tokopedia Dorong Peningkatan Transaksi dan Penjual di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara

Hudi Santoso, yang kini menjadi seorang dosen tetap di Sekolah Vokasi IPB menjelaskan pengelola desa wisata seharusnya memiliki kemampuan dalam mengakses, mengelola, dan memanfaatkan berbagai platform media elektronik untuk menyampaikan informasi, promosi, dan membangun reputasi desa wisata yang dikelola.

Seperti memanfaatkan media sosial Facebook, Instagram, dan Youtube, menurut Hudi komunikasi pemasaran lewat media tersebut sangatlah penting dan mampu meningkatkan popularitas dalam mengembangkan desa wisata.

"Para pengelola desa wisata belum mampu melaksanakan praktik komunikasi pemasaran. Padahal ini merupakan unsur penting untuk pengembangan dan keberlanjutan desa wisata yang mampu menghadirkan banyaknya kunjungan wisatawan sehingga keuntungan dapat diperoleh secara optimal," kata Hudi Santoso.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Robertus Endang S

Sumber: Pikiran rakyat.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X