KLIKLABUANBAJO.ID -- Shana Fatina, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo-Flores (BPOLBF) NTT berpesan kepada turis yang berwisata ke Labuan Bajo, Flores NTT untuk tetap tenang dan tidak perlu khawatir..
Meski sedang terjadi aksi mogok para pelaku wisata di Labuan Bajo saat ini, kata Shana Fatina, pemerintah telah menjamin keamanan seluruh aktivitas berwisata para wisatawan selama berada di Labuan Bajo.
"Untuk teman-teman yang sudah menjadwalkan kunjungan ke Labuan Bajo jangan khawatir, Labuan Bajo aman dikunjungi," demikian Shana Fatina Selasa (2/8/2022) melalui release Kepala Divisi Komunikasi Publik Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores Sisilia Lenita Jemana.
Baca Juga: Curhat Wisatawan Asal Spanyol Enaknya Hidup di Indonesia, Bisa Bangun Rumah Sendiri
Shana Fatina mengungkapkan Kepolisian, TNI, Pol PP, Dinas Perhubungan, ASDP, PELNI, dan stakeholder terkait menjamin keamanan seluruh aktivitas para wisatawan di Labuan Bajo.
Pemerintah daerah bersama stakeholder, kata Shana Fatina, akan memfasilitasi sarana transportasi bagi wisatawan saat beraktivitas di Kota Labuan Bajo. Hal itu dilakukan untuk memberi jaminan keamanan bagi wisatawan yang berkunjung.
"Seluruh pihak dari otoritas setempat di Labuan Bajo maupun masyarakat menjamin keamanan dan kenyamanan teman-teman semua berwisata di Labuan Bajo", ujar Shana.
Baca Juga: Sejumlah Pelaku Wisata Labuan Bajo Ditahan Polisi, Ini Komentar Benny Harman
Shana menjelaskan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Manggarai Barat merespon cepat situasi keamanan dan stabilitas kota Labuan Bajo.
Hal itu sebagai tanggap darurat terhadap aksi mogok massal yang dilakukan sebagian besar pelaku pariwisata yang menghentikan seluruh aktivitas pelayanan pariwisata di Labuan Bajo.
Aksi itu diinformasikan akan berlangsung selama 1 bulan terhitung mulai dari tanggal 1 Agustus 2022 sampai 31 Agustus 2022.
Baca Juga: Demonstrasi di Labuan Bajo Dibubar Paksa, Foto dan Video Dihapus
Boikot aktivitas wisata ini buntut dari kenaikan tiket menuju Taman Nasional Komodo sebesar Rp 3,75 juta. Tiket sebesar itu khusus untuk Pulau Komodo dan Pulau Padar, sementara Rinca masih menggunakan tarif lama.
Untuk memudahkan wisatawan selama aksi boikot sebulan, BPOLBF bersama Pemkab Manggarai Barat menyiapkan dua (2) unit Bis Damri dan empat (4) unit kendaraan kecil di kawasan bandara.