pariwisata

Pembangunan Kawasan Parapuar Labuan Bajo Menambah Destinasi dan Atraksi Wisata

Sabtu, 4 November 2023 | 13:42 WIB
Ruas jalan di Parapuar Labuan Bajo. Pembangunan kawasan Parapuar Labuan Bajo menambah destinasi dan atraksi wisata. (Foto: KLIKLABUANBAJO.ID)

KLIKLABUANBAJO.ID | Direktur Utama (Dirut) Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina, menyampaikan, pembangunan kawasan Parapuar Labuan Bajo merupakan langkah pemerintah untuk untuk menambah jumlah destinasi dan atraksi wisata baru yang ada di Labuan Bajo yang diharapkan dapat menambah lama tinggal dan kunjungan wisatawan di dalam kota Labuan Bajo.

"Saat ini destinasi wisata baru terus bertambah di Labuan Bajo. Kehadiran Parapuar akan menambah daftar tersebut. Bukan hanya destinasinya, tetapi juga dilengkapi dengan atraksi yang bisa menambah alternatif wisata yang ada di darat. Letak Parapuar yang sangat strategis di tengah kota Labuan Bajo ini juga tentunya akan membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas dan membuka pasar baru bagi produk-produk lokal Floratama," kata Shana.

BPOLBF saat ini tengah mengembangkan kawasan pariwisata rerpadu di Labuan Bajo. Kawasan yang diberi nama Parapuar tersebut diambil dari dua kata dalam bahasa setempat (Bahasa Manggarai), yakni para yang berarti pintu atau gerbang dan puar yang berarti hutan.

Baca Juga: Daftar 3 Hotel Baru yang Bangun di Golo Mori Labuan Bajo, Termasuk dari Rusia

Pemilihan nama tersebut didasari oleh prinsip bahwa kawasan yang akan dibangun tersebut akan mengedepankan nilai-nilai keberlangsungan lingkungan dan akan tetap mempertahankan keaslian kawasan yang merupakan hutan produksi, Hutan Nggorang Bowosie.

Kawasan ini diapiti oleh 2 desa (Desa Golo Bilas dan Desa Gorontalo) dan satu kelurahan yaitu Kelurahan Wae Kelambu, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.

Ada empat zona yang akan dibangun di atas lahan 400ha kawasan Parapuar tersebut. Salah satunya adalah Zona Budaya (Cultural District) yang rencananya akan dibangun di area seluas 21, 69 Ha dari total kawasan seluas 114, 73 Ha. Pengembangan zona ini terdiri dari Pusat Budaya (Cultural Center) seperti Hikayat Komodo, Cultural Perfomance Park, Museum, Agriculture Tourism, Culture Gallery, Ring of Fire Flores View, dan Pray Hill serta atraksi penunjang lainnya yang ikut mendukung pariwisata dan menonjolkan budaya NTT.

Baca Juga: Potensi Kedelai di Manggarai Barat Diperkenalkan ke Kadin Indonesia

Pembangunan zona ini bertujuan untuk menjadi showcase kebudayaan Flores, Lembata, Alor, dan Bima (Floratama) serta mengangkat keunikan dan keragaman budaya setempat sebagai daya tarik wisata. Pengunjung dapat mempelajari dan menikmati kebudayaan dan kehidupan alam Flores selain menikmati ketenangan dan keindahan alam Labuan Bajo yang berkontur hutan dan perbukitan.

Salah satu hal yang akan akan menjadi unggulan Zona Budaya ini adalah, pengembangan kawasan ini akan menjadi miniatur budaya Floratama dan dilengkapi dengan berbagai narasi budaya terkait sejarah Manggarai, Flores, Alor, Lembata, dan Bima, sejarah Komodo yang berkembang menjadi cerita rakyat. Selain itu, pengembangan kawasan yang diarahkan menjadi showcase budaya Floratama ini akan banyak menyajikan pertunjukan budaya baik dari segi tari-tarian, musik, nyanyian, struktur bangunan, kuliner, hingga permainan tradisional.

Dengan semua fasilitas dan daya tarik tersebut, Zona Budaya Parapuar akan ditawarkan dalam berbagai paket wisata sehingga para pengunjung bisa mendapatkan pengalaman jelajah budaya Floratama.

"Di Parapuar nanti kami akan integrasikan perjalanan wisata bagi para pengunjung, salah satunya dengan mengembangkan paket wisata ke desa wisata yang ada di wilayah penyangga Parapuar. Kami persiapkan masyarakat di desa-desa penyangga Parapuar untuk nantinya bisa terlibat dalam mengembangkan kawasan wisata di sekitar Parapuar melalui berbagai program pelatihan agar dapat meningkatkan keahlian parekraf masyarakat setempat," jelas Shana.

Baca Juga: Investor Rusia Bangun Hotel di Golo Mori Labuan Bajo Mabar NTT

Sebagai langkah aktivasi, BPOLBF dalam waktu dekat ini mulai memperkenalkan kawasan Parapuar kepada masyarakat dengan melaksanakan soft launching berupa mini event Picnic Over The Hill (POTH) di Zona 1 Parapuar. Mini event ini akan diselenggaralan selama 2 hari, tanggal 11 - 12 November dengan memanfaatkan area yang telah dibangun dan layak pakai di zona yang juga menjadi titik 0 view point Parapuar tersebut. Melalui mini event ini POTH yang ditargetkan mendatangkan 1.000 pengunjung ini menawarkan kenikmatan pemandangan Kota Labuan Bajo dari sore (sunset) hingga malam (stargazing).

Baca Juga: Kadin Indonesia Apresiasi Upaya Penguatan Ekonomi Lokal oleh Kadin Manggarai Barat

Halaman:

Tags

Terkini

Bajo Dance Festival 2025 Disambut Hangat Warga

Rabu, 22 Oktober 2025 | 17:01 WIB

1.731 Wisatawan Mancanegara Kunjung GBC Labuan Bajo

Jumat, 10 Oktober 2025 | 06:39 WIB

Wisatawan Peminat Burung Meningkat di Labuan Bajo

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 16:17 WIB

1.345 Wisman Berkunjung ke GBC Labuan Bajo

Senin, 11 Agustus 2025 | 07:39 WIB