Ditambahkannya, pelayanan yang baik kepada wisatawan merupakan modal utama pariwisata, termasuk pentas seni budaya.
Karena itu ia mengharapkan agar Wontong Alo serius menggarap pentas dan menggali lebih dalam kekayaan budaya yang hidup di masyarakat.
"Jangan terlalu memodernisasi budaya. Jangan terlalu jauh mereplikasinya, sehingga kesannya malah hilang," kata Stanis.
Ia juga mengharapkan kepada Pius Baut sebagai Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata dan Kebudayaan Mabar, untuk memasukan Wontong Alo dalam daftar sanggar budaya yang siap menerima tamu kapan saja.
Selain itu memberikan pelatihan bagi para pemilik homestay di Cunca Wulang, sehingga masyarakat bisa siap menerima tamu yang datang.
Hadir dalam pentas budaya bertajuk Tahun Baru Bersama itu, Ketua Dewan Kesenian Mabar Blasius Jeramun, Sekretaris Bappeda Mabar John Hani.
Camat Mbeliling Robertus Resmianto, Marta Muslin Tulis, Koordinator Nasional Indonesia Waste Platform, Project Manager Yayasan Peduli Indonesia dan Komisaris Wicked Diving Indonesia serta tokoh masyarakat Kampung Warsawe.
Atraksi yang dipentas hari itu yakni bernyanyi, menari Rangkuk Alu, Tiba Meka dan puncaknya acara Caci yang dipentaskan Asosiasi Sopir Travel Bandara Labuan Bajo. (fei)