Baca Juga: Warga Kampung Buas Lembor Mabar NTT Butuh Jembatan di Kali Wae Lombur
"Jumlah arus keberangkatan cukup signifikan. Mereka inap di Labuan Bajo, belanja berbagai kebutuhan dan bahkan berwisata dalam kota Labuan Bajo. Ada spending atau pengeluaran dari mereka. Tentu itu turut menggerakan pertumbuhan ekonomi di Labuan Bajo," kata Gusti.
Berkaitan dengan itu dia meminta Pemerintah Daerah dan DPRD serta Pelni dan Kantor Pelabuhan untuk mendorong peningkatan pelayanan.
Baca Juga: HPI NTT Tertarik dengan Keindahan Wisata di Kabupaten Alor
"Agar multiplier effect atau efek ganda dari hal itu bisa semakin terasa untuk kebangkitan ekonomi lokal kita. Jangan sampai ada kesan diskriminasi terhadap pelayanan penumpang di Bandara dan di Pelabuhan. Tolong pemerintah dan DPRD serta instansi terkait serius perhatikan ini," tegas Gusti.
Pihaknya akan terus mendiskusikan dan mengkaji potensi tersebut.
Baca Juga: Pengembangan KEK Likupang Sulawesi Utara dalam Konsep Kawasan Pariwisata Regeneratif
"Karena ini berkaitan erat dengan potensi pertumbuhan ekonomi dari sektor transportasi atau perhubungan. Di Labuan Bajo ini ada pelayanan kapal feri, ada pelayanan kapal Pelni, ada pelayanan kapal tol laut, ada pelayanan kapal peti kemas, kapal wisata, dan kapal roro di Pelindo, juga ada kapal perintis swasta," kata Gusti. ***
Baca Juga: Kemenparekraf Menargetkan Peningkatan Kontribusi Produk Domestik Bruto Sebesar 4,5 Persen di 2024
Baca Juga: Target Peningkatan Nilai Tambah Ekraf Sebesar Rp1.347 Triliun di 2024
Baca Juga: Target Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara 9,5 sampai 14,3 Juta di 2024