Dia menambahkan, melakukan kontrol sosial jangan mengabaikan aturan. Kontrol sosial itu berkaitan dengan kepentingan publik, bukan berdasarkan pada perasaan suka dan tidak suka dari wartawan terhadap nara sumber atau orang tertentu.
Dia menjelaskan, kontrol sosial misalnya mengkritisi penyalahgunaan kewenangan.
Suprapto mengingatkan bahwa pers merupakan salah satu pilar demokrasi, bukan perusak demokrasi.
Pada kesempatan yang sama, Ketua PWI NTT Hilarius F. Jahang, menyampaikan bahwa minat wartawan di NTT untuk mengikuti UKW sangat tinggi tetapi banyak yang belum memenuhi persyaratan.
"Kami berterima kasih kepada Bank NTT yang suport kami secara penuh. Sejak perecanaan kegiatan, kami dari PWI sudah keluarkan pengumuman. Banyak teman wartawan menyerahkan berkas persyaratan pendaftaran tetapi setelah diseleksi ternyata banyak yang gugur," kata Hilarius yang akrab disapa Ferry.
"Beberapa jam lalu kami masih menerima beberapa teman yang ingin ikut UKW tetapi ternyata persyaratannya belum bisa mereka penuhi. Memang UKW sangat ketat, tahapan seleksinya banyak dan panjang," kata Ferry.
UKW hari itu kata dia diikuti oleh 25 orang wartawan dari ratusan calon pendaftar.
Dari 25 orang itu ada 5 orang peserta yang ikut UKW tingkat utama.