Konsep harmoni dengan alam menjadi salah satu pendekatan pembangunan destinasi (atraksi, amenitas dan aksesibilitas, masyarakat, citra dan pengelolaan) yang dikerjakan di Parapuar Labuan Bajo.
KLIKLABUANBAJO.ID | Plt Dirut BPOLBF, Frans Teguh menjelaskan bahwa pengembangan destinasi di Parapuar akan didasari pada asas keseimbangan ekologi lingkungan, budaya, dan sosial masyarakat.
"Atraksi baru di Parapuar, baik itu atraksi alam, atraksi sosial, atraksi budaya, dan atraksi buatan akan mengedepankan asas keseimbangan ekologi lingkungan, budaya, dan sosial masyarakat. Selain itu, ketersediaan amenitas dengan entitas lokal yang menyatu dengan alam juga diharapakan akan menambah daya tarik wisata karena akan menjadi sesuatu yang unik," kata Frans.
Baca Juga: Plt Dirut BPOLBF Ajak Bangun Ekosistem Kepariwisataan di Labuan Bajo, Berikan Sentimen Positif
Ia juga menjelaskan bahwa terkait dengan aksesibilitas, pihaknya akan merancang keterpaduan sistem transportasi di dalam kawasan guna memberi kenyamanan bagi wisatawan.
Selain itu, pihaknya juga akan membuat rencana jangka panjang yang akan dilakukan saat pembangunan 3A dalam kawasan selesai dilakukan, yakni dengan menerapkan visitor management system, yaitu dengan menghitung daya dukung lingkungan (carrying capacity) atau batasan maksimal aktivitas kawasan mulai dari kapasitas jumlah pengunjung hingga batas maksimal dari beban yang dapat ditanggung lingkungan akibat aktivitas wisata yang dilaksanakan di dalam kawasan.
Hal dilakukan untuk memastikan terjaminnya keberlangsungan destinasi Parapuar.
Baca Juga: Waspada ASF di Manggarai Barat NTT, 84 Ekor Babi Mati
"Daya dukung atau carrying capacity di Destinasi Parapuar nantinya menggunakan beberapa pendekatan pengelolaan yang mana tingkat kunjungan, kegiatan, dan aktivitas wisatawan di lokasi wisata dikelola dengan batas-batas yang disesuaikan yang bebannya dapat diterima di masing-masing zona. Ini dilakukan untuk mempertahankan intensitas pemanfaatan ruang sekitar kawasan tetap rendah. Penggunaan material yang ramah lingkungan juga menjadi suatu pendekataan yang akan diterapkan di kawasan ini," kata Frans.
Baca Juga: Gagasan dan Harapan untuk BPOLBF dari Diskusi tentang Pariwisata
Hal tersebut menandakan bahwa
sebagai destinasi baru yang akan dikembangkan di Kota Labuan Bajo, pembangunan Parapuar dilakukan dengan kehatian-hatian. Ini dinilai penting agar pembangunan dan pengembangan di kawasan itu tidak merubah landscape yang dapat mempengaruhi perubahan lingkungan dan sosial budaya masyarakat lokal.***
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Spot Wisata Budaya Kampung Langgo di Desa Wae Lolos Mabar NTT
Baca Juga: Kunker di Kantor BPOLBF, Menteri Pariwisata Disuguhi Kopi Juria Manggarai Timur
Baca Juga: Air Terjun Cunca Wulang Tetap Jadi Spot Wisata Tujuan Utama Para Turis Asing di Labuan Bajo NTT