KLIKLABUANBAJO.ID -- Yakubus Derosi, kakek penemu Gua Kelelawar di dekat spot wisata Air Terjun Cunca Wulang, Labuan Bajo NTT.
Yakubus mengisahkan pada tahun 1974 ia menemukan sebuah gua yang dihuni ribuan kelelawar. Tetapi uniknya, kelelawar itu tidak makan pisang yang sudah matang di mulut gua.
Pisang satu tandan dengan 11 sisir itu sudah matang, tetapi anehnya tidak menggoda ribuan kelelawar untuk memakan pisang itu.
Baca Juga: Kesan Wisatawan Jerman Masuk Gua Liang Rodak di Cunca Wulang Labuan Bajo
"Pisang sudah masak (matang) tapi tidak dimakan kelelawar. Padahal ada di dekat mulut gua," cerita Yakubus Rabu (7/9/2022).
Yakubus mengaku yang pertama temukan Gua Kelelawar itu dulu. Ia temukan saat berburu babi hutan di sana.
Secara tidak sengaja, dua ekor Anjing buruannya tersesat di dalam gua. Sehingga Yakubus pun memberanikan diri untuk turun dan menemukan kembali Anjing buruannya.
Sejak saat itu, Yakubus bersama warga lain sering menangkap Kelelawar di gua itu dengan menggunakan kayu. Mereka memukul Kelelawar dengan berdiri di mulut gua.
"Yang lain ganggu di dalam, saya pukul pake kayu di mulut gua. Itu makanan kami waktu itu," ceritanya.
Sementara di samping mulut gua terdapat sebuah sungai bawah tanah, yang dikenal dengan Liang Rodak.
Baca Juga: Hunian Ular Sawah, Salah Satu Daya Tarik Sungai Bawah Tanah Liang Rodak Labuan Bajo
Sungai itu hilang dan tenggelam ke dalam gua yang panjang. Tidak diketahui pasti di mana air sungai itu keluar.
Sementara Gua Liang Rodak dapat ditelusuri sejauh sekitar 60-an Meter ke dalam gua. Selebihnya gua gelap sekali.
Untuk dapat menyaksikan panorama dalam gua, perlu membawa penerang senter atau obor. Sebab di dalam gua gelap sekali.