Prihatin, Tiap Hari Makin Banyak Babi Mati di Mabar

photo author
- Jumat, 6 November 2020 | 03:42 WIB
Screenshot_20201106-105544-1
Screenshot_20201106-105544-1

LABUAN BAJO, KL--Kematian ternak babi di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Provinsi NTT, saat ini setiap hari makin bertambah. Kondisi ini sudah lebih serius dari keadaan pekan-pekan sebelumnya. Peternak babi atau warga yang memelihara babi kehilangan cara setelah berbagai upaya dilakukan ternyata tidak bisa menyelamatkan babi mereka. Ada yang berusaha memberi air jahe, ada juga yang memberi minyak tertentu untuk menyelamatkan babi mereka tetapi ternyata sia-sia. Babi dengan ukuran berbeda dan harga bervariasi, tiap hari jumlahnya bertambah yang mati mendadak. Mati mendadaknya sejumlah babi itu terjadi di hampir semua desa wilayah Mabar. Salah satu yang sangat terasa terjadi di Desa Galang. "Di Desa Galang sudah ratusan ekor yang mati. Gejalanya, tidak mau makan, lemas, tidak bangun dan tidur terus, seluruh badannya panas, seluruh kulit menjadi kemerahan, napas jadi agak pendek dan cepat, seperti habis lari, napasnya berbau, dan gejala ini berlangsung 3 sampai 6 hari lalu mati," kata Kepala Desa Galang Ari Samsung, kepada KLIK LABUAN BAJO. ID, Jumat (6/11/2020). Dia menambahkan, kematian terparah terjadi di Kampung Weto, Sokong dan Pau. "Di Weto mencapai 90 ekor lebih babi yang mati, baik yang besar maupun yang kecil. Sedangkan di Sokong mencapai 20 ekor lebih. Selain itu, di Pau juga mencapai 20 ekor lebih dan rata-rata babi besar semua. Babi kecil sekitar 6 ekor yang mati. Saya punya sendiri sudah 12 ekor induk besar semuanya mati, dan semuanya dalam kondisi bunting serta ada yang baru melahirkan. Kerugian yang saya alami tidak kurang dari Rp 70 juta lebih karena babi besar semua, yang kisaran harganya 6 juta," kata Ari. Hal senada disampaikan oleh Kepala Desa Liang Sola, Adrianus Harsi. "Gejala itu sudah terjadi di desa kami, saya punya tadi malam. Sudah ada yang mati tetapi mudahan tidak menyebar. Karena saya langsung putuskan mata rantainya dengan menguburkan ternak tersebut," kata Ardi. Dalam minggu ini di desanya ada 3 ekor babi yang mati. "Babi yang mati tiga ekor yaitu satu ekor di Tando dan dua ekor di Dusun Leweng," kata Ardi. Informasi yang diperoleh KLIK LABUAN BAJO. ID, untuk sementara jumlah total babi yang mati hingga saat ini sebanyak 650 ekor di seluruh wilayah Mabar. Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mabar Theresia Primadona Asmon, menjelaskan bahwa dari investigasi gejala klinis, penyebab kematian babi itu mengarah ke streptococcus. Semua specimen sudah kirim ke Bali dan hasil pemeriksaan negatif ASF. Dinas tersebut juga sudah bersurat ke BBveT Denpasar untuk membantu penegakan diagnosa uji bakteri. Ditambahkannya, streptococcus merupakan salah satu penyakit bakteri yang endemic di Flores dan biasanya muncul saat perubahan musim. Dia mengimbau kepada para pemilik atau peternak babi agar batasi lalu lintas orang dan babi ke kandang. Selain itu bersihkan kandang dengan desinfektan atau bayclin serta jangan beri pakan sisa olahan daging babi kepada babi yang masih hidup, kalau diberikan harus direbus terlebih dulu. "Kalau ada babi sakit dalam satu kandang, pisahkan. Lapor petugas peternakan untuk pengobatan. Kalau ada kematian babi segera lapor ke petugas kami supaya dinvestigasi," kata Theresia. Dia menjelaskan, penyebab kesakitan dan kematian babi itu banyak, virus, bakteri dan parasit. Streptococcus kata dia sudah lama ada di Flores. "Yang perlu kita jaga saat ini adalah penyebarannya. Lalu lintas babi perlu dikontrol karena babi yang sakit bisa menularkan ke populasi yang sehat di suatu wilayah," kata Theresia. (tin)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Redaksi

Rekomendasi

Terkini

Jumlah Puskesmas Meningkat di Manggarai Barat Menjadi 26

Sabtu, 21 September 2024 | 07:28 WIB

21 Orang Dokter Spesialis Bertugas di RSUD Komodo

Selasa, 17 September 2024 | 18:11 WIB

Terpopuler

X