Babi Mati Mendadak di Mabar, Terbanyak Lembor 200 Ekor, Simak Penjelasan Dinas Peternakan

photo author
- Jumat, 30 Oktober 2020 | 11:58 WIB
IMG-20201029-WA0121
IMG-20201029-WA0121

LABUAN BAJO, KL--Saat ini banyak babi mati mendadak hampir di semua kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), terbanyak di Kecamatan Lembor dan Lembor Selatan sebanyak 200 ekor. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Mabar Theresia Primadona Asmon, membenarkan hal itu saat dikonfirmasi KLIK LABUAN BAJO. ID. Dia menjelaskan dari investigasi gejala klinis, penyebab kematian ratusan babi itu mengarah ke Streptococcus. Semua specimen sudah kirim ke Bali dan hasil pemeriksaan negatif ASF. Dinas tersebut juga sudah bersurat ke BBveT Denpasar untuk membantu penegakan diagnosa uji bakteri. "Bulan September lalu dilaporkan terjadi di Lembor, dan bulan ini terjadi di Lembor Selatan. Dari yang dilaporkan, kematian paling banyak di Lembor dan Lembor selatan hampir 200 ekor. Dari investigasi, gejala klinis mengarah ke Streptococcus," kata Theresia. Dia menjelaskan, kasus awalnya terjadi di Watu Langkas Kecamatan Komodo, Bulan Agustus 2020, lalu ditangani cepat sehingga tidak mewabah ke ternak yang lain. "Saat diinvestigasi waktu itu, ternyata semua bermula dari julu babi sakit dan limbahnya diberikan ke babi lain," kata Theresia. Ditambahkannya, Streptococcus merupakan salah satu penyakit bakteri yang endemic di Flores dan biasanya muncul saat perubahan musim. "Tahun ini lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Salah satu pemicu adalah populasi babi tinggi karena lalu lintas ke luar daerah sedang dibatasi karena instruksi gubernur tentang kewaspadaan ASF, sehingga fenomena julu babi cukup tinggi di masyarakat. Termasuk julu babi yang sedang sakit, dan limbahnya menjadi makanan babi lain," kata Theresia. Dia mengimbau kepada para pemilik atau peternak babi agar batasi lalu lintas orang dan babi ke kandang. Selain itu bersihkan kandang dengan desinfektan atau bayclin serta jangan beri pakan sisa olahan daging babi kepada babi yang masih hidup, kalau diberikan harus direbus terlebih dulu. "Kalau ada babi sakit dalam satu kandang, pisahkan. Lapor petugas peternakan untuk pengobatan. Kalau ada kematian babi segera lapor ke petugas kami supaya dinvestigasi," kata Theresia. Dia menjelaskan, penyebab kesakitan dan kematian babi itu banyak ( virus), bakteri dan parasit. Streptococcus kata dia sudah lama ada di Flores. "Yang perlu kita jaga saat ini adalah penyebarannya. Lalu lintas babi perlu dikontrol karena babi yang sakit bisa menularkan ke populasi yang sehat di suatu wilayah," kata Theresia. (tin)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Redaksi

Rekomendasi

Terkini

Jumlah Puskesmas Meningkat di Manggarai Barat Menjadi 26

Sabtu, 21 September 2024 | 07:28 WIB

21 Orang Dokter Spesialis Bertugas di RSUD Komodo

Selasa, 17 September 2024 | 18:11 WIB

Terpopuler

X