"Hiri Bongkok bermakna sebagai simbol persatuan dan kesatuan warga satu kampung. Seperti halnya anak-anak dari seorang ibu," Jelas Goris.
Lanjut Goris, Roko Molas Poco juga dapat diartikan sebagai penghormatan terhadap hutan sebagai ibu dari Molas Poco. Prosesi perarakan yang diiringi dengan nyanyian serta alunan gendang dan gong sama seperti halnya sedang menghibur orang tua dari seorang gadis yang sah menjadi bagian dari anggota keluarga suaminya.
"Roko Molas Poco ini bentuk penghargaan kita kepada ibunya. Siapa ibunya? Ya, hutan. Sama seperti kita menyambut istri. Acara roko itu untuk menghormati dan menghibur ibu dari istri kita yang berpisah dengan anaknya," kata Goris.
Ia juga mengungkapkan harapannya agar generasi muda harus mengetahui dan memaknai acara adat Roko Molas Poco dalam menjaga kelestarian alam dan hutan sebagai sumber kehidupan.
"Harapannya anak-anak muda mengetahui dan paham bahwa Roko Molas Poco ini bagian dari penghormatan kita terhadap hutan, alam sebagai sumber kehidupan. Harus jaga itu," Tegas Goris.
Terpisah, salah satu generasi muda Kampung Raba Faris Enggo, menyampaikan hal senada. Menurutnya generasi muda wajib melestarikan budaya termasuk Roko Molas poco serta memaknainya dalam perilaku terhadap alam.
"Kami anak-anak muda siap menjalankan apa yang telah diamanatkan oleh orang tua kami. Kami akan jaga dan mewariskan budaya Roko Molas Poco. Kami terus memaknainya dalam kehidupan sehari-hari untuk menghormati dan menjaga alam, khususnya hutan sebagai ibu kami." Pungkas Faris. (bys)