Warga Akhirnya Lapor Kades Cunca Wulang ke Jaksa

photo author
- Senin, 14 Maret 2022 | 06:31 WIB
1647242249644
1647242249644

KLIKLABUANBAJO.ID|LABUAN BAJO -- Masyarakat Desa Cunca Wulang, Kecamatan Mbeliling, Manggarai Barat NTT, resmi melapor Kades Cunca Wulang Silvester Sendi ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Manggarai Barat (Mabar), Senin (14/3/2022). Tiga perwakilan masyarakat yakni Donatus Bot, Goris Hapan dan Kasmir Joesy mendatangi Kantor Kejari Manggarai Barat, dan menyerahkan dokumen kepada bagian Pidana Khusus, yang menangani kasus tindak pidana korupsi. Kasmir Joesy kepada wartawan mengungkapkan sebelum mendatangi kantor Kejaksaan, mereka sudah terlebih dahulu mendatangi unit Tipikor Polres Manggarai Barat. Namun karena kepolisian sedang sibuk pengamanan kedatangan Wakil Presiden, maka disarankan untuk menjadwalkan laporan setelah kunjungan wapres. Menurut Kasmir, masyarakat akan tetap mempertimbangkan membuat laporan ke unit tindak pidana korupsi di Polres Manggarai Barat. Kasmir, Goris dan Donatus menyampaikan terimakasih kepada Kejaksaan Negeri Mabar karena telah menerima laporan masyarakat. Ia berharap laporan masyarakat Cunca Wulang direspon serius oleh kejaksaan, dan langsung turun ke desa memeriksa pihak-pihak yang bertanggungjawab akan soal itu. "Kita harap kejaksaan segera menindaklanjuti pengaduan ini," demikian Kasmir, anggota BPD Cunca Wulang itu. Kasmir mengungkapkan dokumen yang diserahkan salah satunya dokumen APBDes 2021, sebagai dasar laporan dugaan penyalahgunaan dana pemberdayaan pengadaan Porang. Penegasan yang sama disampaikan Goris dan Donatus, agar Kejari Manggarai Barat segera turun ke Desa Cunca Wulang. Sebab ada beberapa permasalahan yang perlu diusut tuntas, seperti dana covid dan bantuan rumah bagi orang miskin. Sementara hari yang sama,Senin (14/3/2022) di Kantor Desa Cunca Wulang, pemerintah desa tetap mengagendakan pembagian Porang kepada masyarakat. Padahal masyarakat sudah tolak berulang kali. Warga beralasan realisasi pembagian bibit Porang sudah terlambat, musim tanam sudah lewat. Penolakan warga itu disampaikan pada rapat tingkat dusun bulan lalu Rabu, (16/2/2022) di Warsawe. Warga menguraikan dasar penolakan yakni tidak adanya sosialisasi oleh Pemdes Cunca Wulang kepada masyarakat terkait program pembelian bibit Porang. Alasan lainnya, penetapan harga pembelian Rp.100.000 tiap kilogram Porang umbi dinilai warga juga berlebihan. Harga pasaran Porang bibit jenis umbi saat ini berkisar Rp.5000 sampai Rp.10.000 per kilogram. Sikap warga dipertegas lagi pada Jumat (25/2/2022) di hadapan Kepala Desa Cunca Wulang Silvester Sendi. Saat itu warga diundang Kades Sil untuk berdiskusi mencari pemecahan atas masalah itu. Namun masyarakat tegas menyatakan tidak ada ruang kebijakan di masyarakat, apalagi untuk menyelesaikan persoalan dugaan penyelewengan pengelolaan dana desa itu. Sementara Kades Silvester enggan memberi penjelasan kepada masyarakat, dan mengatakan tidak perlu dijelaskan karena masyarakat sudah tahu. Ia secara terbuka mengakui kesalahannya di hadapan masyarakat. Pada Senin malam (28/2/2022), masyarakat Warsawe juga menggelar pertemuan untuk mencari waktu membawa kasus itu ke penegak hukum. Namun tekat warga baru direalisasikan Senin (14/3/2022). Dana Pemberdayaan Rp.136 Juta Pengadaan Porang untuk masyarakat Cunca Wulang bersumber dari dana pemberdayaan yang dialokasikan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) 2021 dengan alokasi sebesar RP.159 juta. Namun ternyata, angka itu dikoreksi secara diam-diam oleh pemerintah desa sehingga pada APBDes perubahan 2021, alokasi berkurang menjadi hanya Rp.136 juta. Ketua BPD Desa Cunca Wulang Mikael Mat mengaku saat rapat pembahasan tentang pembagian Porang, terdapat dua dokumen berbeda. BPD hanya memegang dokumen APBDes induk, tapi Pemerintah Desa malah memiliki dokumen APBDes Perubahan. "Terus, jika ada pengurangan seperti ini, uangnya dikemanakan? Harus ada penjelasan,” tanya Goris Hapan, mantan anggota BPD Cunca Wulang. Sebagai gambaran, dari total anggaran Rp.136 juta atau Rp. 159, Pemdes Cunca Wulang menyediakan 1,3 ton Porang jenis umbi dengan harga Rp.100 ribu dari pihak ketiga. Bibit Porang itu akan dibagikan kepada 300 keluarga, maka setiap keluarga diperkirakan hanya menerima 4 kilogram Porang. Setiap kilogram Porang Umbi diperkirakan terdiri dari dua sampai tiga tanaman, maka setiap keluarga rata-rata hanya mendapat 10 sampai 12 tanaman Porang. Itulah alasan lain, warga menolak menerima bantuan Porang. “Lebih bagus kalau uangnya dibagikan saja. Dengan yang Rp.400 ribu kita yang Beli Porangnya, maka minimal sudah dapat 4 kilogram Porang Biji Katak,” demikian warga. Tiap kilogram biji katak bisa mendapat 300 sampai 400 pohon, maka empat kilogram Porang Biji Katak, setiap petani bisa menanam 1200 sampai 1600 tanaman Porang. "Ini bantuan Porang, kasih kita 10 umbi. Mengapa desa buang uang banyak, padahal masyarakat bisa cari sendiri kalau hanya 10 sampai 12 umbi Porang begitu,” keluh warga. Karena itu, dalam waktu dekat warga akan segera melapor ke penegak hukum atas beberapa masalah pengelolaan dana desa di Cunca Wulang. Pertama masalah pengadaan Porang, yang dinilai telah melakukan Mark up berlebihan. Yang kedua, bantuan rumah bagi orang miskin, dan ketiga masalah pengelolaan dana covid-19. (fei)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Redaksi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X