Salah satu mahasiswa eLbajo Commodus Labuan Bajo, Hilarius, mengkritisi penyelenggara Pemilu, KPU dan Bawaslu terkait kehadiran lembaga survei.
KLIKLABUANBAJO.ID | Hilarius menilai, kehadiran lembaga survei tidak mencerminkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil atau Luber Jurdil dalam pemilu, termasuk pilkada.
Disampaikannya, rilis-rilis terkait hasil survei seperti elektabilitas pasangan calon tertentu, sangat mengganggu ruang-ruang independensi pemilih untuk menentukan pilihannya secara mandiri.
Baca Juga: BSI Sosialisasi di Desa Siru, Sumardi: Banyak Warga Ingin Buka Rekening Tabungan Haji
Menurutnya hasil survei bisa saja dipengaruhi oleh setingan karena pesanan dari pasangan calon tertentu dan itu bisa merusak iklim demokrasi.
"Demokrasi kita dalam pemilu ada asas luber dan jurdil tetapi fenomena yang terjadi tidak ada kesesuaian, misalnya dengan kehadiran lembaga survei yang tidak mencerminkan itu," kata Hilarius.
Baca Juga: Bupati dan Wabup Mabar Cuti Sampai 23 November 2024
Menurutnya, bila penyelenggara pemilu mengizinkan kehadiran lembaga survei maka itu tidak mencerminkan netralitas dari penyelenggara pemilu itu sendiri.
Pertanyaan dan pernyataan-pernyataan kritis juga disampaikan oleh mahasiswa dan mahasiswi lain di kampus itu, Kamis (10/10/2024).
Saat itu berlangsung kegiatan Bawaslu Goes to campus, Bawaslu Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) menyelenggarakan sosialisasi pengawasan tahapan kampanye pemilihan tahun 2024 kepada civitas Akademi Politeknik eLbajo Commodus.
Baca Juga: Produk Sawit Lirik Labuan Bajo, Masyarakat NTT Banyak Kerja di Perkebunan Sawit
Sosialisasi itu dihadiri oleh tiga orang narasumber, yaitu komisioner Bawaslu Mabar Muhamad Hamka, Komisioner KPU Mabar Agustinus Emil Rahmat, Kabag Ops Polres Mabar AKP I Wayan Merta dan moderator Marianus Bugis Tamur.
Sosialisasi saat itu dibuka oleh Komisioner Bawaslu Mabar Frumensius Menti.
Baca Juga: Pelari dari 8 Negara Ikut IFG Labuan Bajo Marathon 2024, Target Peserta 2 Ribu Orang